Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi syariah diperkirakan dapat tetap membukukan pertumbuhan kontribusi pada akhir tahun ini, meskipun terdapat tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Erwin Noekman menjabarkan bahwa kinerja industri sepanjang tahun berjalan turut menghadapi kendala. Tekanan ekonomi makro dan gejolak pasar modal turut memengaruhi bisnis asuransi syariah.
Meskipun begitu, AASI memperkirakan hingga tutup buku tahun ini, industri asuransi syariah tetap dapat tumbuh dari aspek perolehan kontribusi. Proyeksi itu merujuk kepada kinerja kontribusi yang masih positif per September 2020.
"Diperkirakan total perolehan kontribusi tahun 2020 ini bisa mencapai Rp17 triliun, atau naik 2 persen dibandingkan periode sebelumnya," ujar Erwin pada pekan lalu.
AASI mencatat bahwa pada Januari–September 2020 industri membukukan kontribusi Rp11,96 triliun. Jumlah itu tumbuh Rp210 miliar atau 1,79 persen (year-on-year/yoy) dari kontribusi per Januari–September 2019 senilai Rp11,75 triliun.
Meskipun begitu, menurut Erwin, terdapat koreksi dan kontraksi kinerja dari sisi aset yang menurun 7,24 persen secara tahunan. Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini pun terjadi kenaikan klaim asuransi syariah sebesar 21,19 persen secara tahunan.
Baca Juga
"Kondisi ini tetap terkendali dan belum memberikan dampak signifikan bagi kewajiban terhadap para pemegang polis atau peserta," ujar Erwin.