Bisnis.com, JAKARTA - Rencana PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk. untuk melaksanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan level harga Rp103 diperkirakan akan berjalan dengan mulus.
Adapun, Bank Net Indonesia Syariah menetapkan harga pelaksanaan IPO di level Rp103, dari harga penawaran Rp103-Rp105. Adapun, harga pelaksanaan waran ditetapkan Rp110.
Masa penawaran umum saham Bank Net Indonesia Syariah pada 25-27 Januari 2021, tanggal penjatahan pada 28 Januari 2021, dan pengembalian uang pemesanan pada 29 Januari 2021.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menyampaikan harga penawaran tersebut tergolong cukup terjangkau. Investor terutama ritel masih akan dapat meenjawab kebutuhan tersebut untuk keperluan permodalan bank.
"Kalau di harga Rp100-an itu masih tergolong murah ya. Saya rasa akan banyak investor ritel yang mau investasi," katanya, Selasa (26/1/2021).
Hanya saja, Reza menyampaikan dana yang terkumpul tersebut masih belum akan memenuhi kebutuhan modal Bank Net Syariah untuk ketentuan modal minimum OJK. Perseroan perlu mencari mitra strategis guna meningkatkan modal minimum sampai dengan kebutuhan Rp3 triliun.
Baca Juga
Di samping itu, menurutnya perseroan harus memiliki rencana pengembangan bisnis yang lebih jelas dan transparan. Tak hanya untuk investor tetapi nasabah juga perlu mengetahui rencana pengembangan perseroan guna tetap menjadi mitra selanjutnya.
Dikutip dari prospektus awal yang dirilis Bank Net Indonesia Syariah, rencananya modal yang diperoleh dari IPO akan dipakai untuk modal kerja dan pemeliharaan perangkat teknologi informasi yang dimiliki.
Komposisi penggunaan dana yakni 60 persen untuk pemeliharaan perangkat information technology (IT) dan penunjangnya, lalu sisanya 40 persen untuk modal kerja lainnya, seperti biaya pemasaran, sewa, dan biaya lain-lain.
Perseroan secara bersamaan melepas sebanyak 5 miliar saham dengan nominal Rp100, maka perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp515 miliar dari aksi korporasi ini. Jumlah saham yang dilepas ini setara dengan kepemilikan 37,90% dari modal disetor setelah penawaran umum saham.
Hingga akhir Juli 2020 lalu bank ini mencatatkan laba bersih senilai Rp59,97 miliar, naik dari posisi laba di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp33,48 miliar. Pada periode tersebut, perusahaan memiliki modal inti senilai Rp652,78 miliar.
Per Desember 2020, terjadi perubahan struktur kepemilikan saham menjadi 97,5% milik NTI Global dan 2,5% milik PT Alphaplus Adhigana Asia. Sebanyak 60% saham Alphaplus Adhigana dimiliki oleh PT Sinergi Optima Solusindo, yang 99,8% sahamnya dimiliki PT Gan Kapital.
Sementara itu 45% saham Gan Kapital dikendalikan Anthony Pradiptya, yang merupakan pengusaha muda sekaligus putra Gandi Sulistyo, Managing Director Sinarmas Group. Anthony juga adalah partner bisnis dari Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo.