Bisnis.com, JAKARTA - PT Artha Dana Teknologi atau Indodana akan ikut meramaikan pangsa penyaluran pinjaman modal kerja untuk peminjam dana (borrower) di ekosistem situs dagang elektronik (e-commerce).
Sekadar informasi, sebelumnya Indodana dikenal sebagai platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending yang identik di ranah kredit digital atau paylater bersama beberapa e-commerce seperti Tokopedia dan Blibli.
Ronny Wijaya, Direktur Utama Indodana mengungkap bahwa pihaknya akan mendukung program dan arahan pemerintah untuk membantu kebangkitan ekonomi nasional lewat penyaluran pinjaman produktif.
"Sektor produktif mikro adalah salah satu target kami, karena hal ini merupakan perkembangan natural dari lini bisnis pembiayaan. Sebagai contoh, tahun lalu kami telah melakukan strategic partnership dengan Bukalapak untuk program Bayar Tempo di platform Mitra Bukalapak," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (28/1/2021).
Lewat kerja sama ini, Indodana akan mengakomodasi warung atau pengusaha rumahan yang telah menjadi Mitra Bukalapak dalam pembiayaan modal dagang mereka.
Ronny mengungkapkana partnership untuk penyaluran pinjaman ke para pedagang grosir, jasa voucher dan token, hingga tiket perjalanan tersebut telah berjalan lancar. Dia berharap ada lebih banyak lagi sektor UMKM lain yang bisa dirangkut Indodana untuk memperbesar portofolio penyaluran produktif dan turut berperan dalam pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga
"Kami ingin melaksanakan sebaik-baiknya peran kami sebagai salah satu lembaga penyaluran dana pinjaman terbaik dan terpercaya di Indonesia dan membantu kebangkitan ekonomi nasional di 2021. Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan pelaku pasar di sektor-sektor baru untuk mencapai hal tersebut," tambahnya.
Namun demikian, Ronny menjelaskan bahwa lini bisnis utama Indodana sebagai mitra penyedia jasa paylater akan terus berjalan. Perluasan partnership dengan lebih banyak platform digital lain jadi incaran di 2021.
"Karena potensi pasar Indonesia sangatlah besar. Di masa pandemi seperti saat ini, kami melihat semakin banyak masyarakat Indonesia yang beralih dari belanja offline ke belanja online dan menggunakan paylater sebagai metode pembayaran, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk modal usaha rumahan ataupun warung, seperti pada produk bayar nanti di Mitra Bukalapak," ujarnya.
Rencana ini merupakan salah satu upaya Indodana bangkit dari dampak pandemi selama 2020, di mana menjadi tahun yang sulit bagi banyak industri, termasuk industri keuangan. Ronny mengungkap bahwa pihaknya masih akan fokus pada peningkatan teknologi, efisiensi operasi, serta mitigasi risiko dan untuk ikut mengemban fokus pemerintah agar Fintek bisa membantu pemulihan ekonomi.
"Sejak berdiri hingga akhir tahun 2020,kami telah memproses lebih dari Rp1 triliun pinjaman tunai, pinjaman produktif, dan transaksi paylater. Di tahun 2021, kami berharap bisa meningkatkan [akumulasi] pembiayaan ke Rp3 triliun," jelasnya.
Sekadar informasi, Indodana telah merangkul 250 ribu borrower sepanjang berdiri. Total penyaluran sepanjang 2020 mencapai Rp455 miliar, dengan outstanding tersisa Rp376,9 miliar, dan tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) bertahan di 97,33 persen.