Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) optimistis mampu mencetak kinerja positif sepanjang 2021 dengan tetap menjaga strategi yang telah diterapkan sejak 2020.
Finance Director BFI Finance Sudjono menjelaskan bahwa kendati sempat terdampak pandemi Covid-19, BFI Finance berkomitmen untuk terus beradaptasi dan menjaga kesinambungan bisnis.
"Industri pembiayaan juga terdampak langsung atas penurunan daya beli masyarakat yang berakibat pada permintaan relaksasi pembiayaan yang besar dan pemburukan kualitas aset yang tiba-tiba, khususnya di awal pandemi," ujarnya, Jumat (12/3/2021).
Perusahaan pembiayaan berkode emiten BFIN ini pun sempat menghentikan sementara penyaluran layanan pembiayaan baru selama kuartal II/2020, untuk memperbaiki kualitas aset. Pada akhirnya, BFIN mampu kembali menyalurkan pembiayaan baru mulai pertengahan tahun, sambil terus menjaga kondisi likuiditas dan rentabilitas di tingkat yang aman.
"Semua ini memberikan hasil yang memuaskan, terbukti bahwa performa BFI Finance lebih baik dibanding rata-rata industri pembiayaan. Salah satunya, dari sisi kualitas aset, rasio pembiayaan bermasalah," tambahnya.
Non-Performing Financing (NPF) BFIN per 31 Desember 2020 tercatat bertahan di 1,72 persen, lebih baik dari rata-rata industri dengan angka rasio 4,01 persen. Perusahaan juga masih mampu membukukan laba bersih senilai Rp701,59 miliar sampai dengan 31 Desember 2020 dari nilai piutang pembiayaan bersih sebesar Rp12,70 triliun.
Baca Juga
"Nilai laba bersih ini hanya terkoreksi sebesar 1,4 persen, jika dibandingkan dengan laba bersih di tahun 2019. Ini pun lebih baik jika dibandingkan rata-rata industri yang mengalami kontraksi laba 61,2 persen selama 2020," ungkapnya.
Menurut Sudjono, kunci adaptasi BFIN salah satunya dengan terus menyalurkan pembiayaan secara prudent dan selektif, baik sebelum maupun selama pandemi, demi mengontrol pemburukan kualitas piutang yang terjadi.
"Kami juga melakukan penyesuaian proses kerja dan recovery yang cepat dan terarah sehingga rasio NPF bisa membaik di bawah rata-rata industri," jelasnya.
Adapun, BFIN tetap berkomitmen membantu masyarakat dalam aktivitas produksi dan konsumsi, dan beragam upaya mendukung stabilitas ekonomi salah satunya diimplementasikan lewat pelaksanaan restrukturisasi kredit.
Terhitung sejak April hingga Agustus 2020, BFIN telah memberikan relaksasi pembiayaan kepada konsumen yang terdampak pandemi. Terkini, tepatnya per 31 Desember 2020, sisa nilai piutang yang direlaksasi mencapai Rp4,6 trilliun atau 33,1 persen dari nilai piutang pembiayaan yang dikelola, turun dari persentase tertinggi, yaitu 35,5 persen di September 2020.
"Tipe relaksasi yang paling banyak adalah penundaan pembayaran pokok angsuran dan perpanjangan tenor angsuran. Selain itu, kendati Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak mewajibkan Perusahaan untuk membuat cadangan khusus atas kontrak-kontrak yang direstrukturisasi, namun BFI Finance telah membuat cadangan khusus atas kontrak-kontrak tersebut," jelas Sudjono.
BFIN menyadari bahwa sebagian konsumen yang direstrukturisasi tidak akan mampu melanjutkan kewajiban angsuran dan akan meningkatkan kerugian kredit pada tahun depan. Oleh karena itu, BFIN mencatatkan provisi tambahan pada tahun ini.
"Sehingga diharapkan kinerja keuangan tahun mendatang tidak akan terbebani oleh kontrak relaksasi yang terjadi pada tahun 2020," tambahnya.
BFI Finance juga berpartisipasi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk penanganan pandemi Covid-19, dengan peran sebagai salah satu lembags keuangan penyalur subsidi bunga/subsidi margin kepada konsumen usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah.
Perusahaan telah menyalurkan subsidi bunga yang diterima dari pemerintah bagi sekitar 74 ribu konsumen BFI Finance yang memenuhi syarat.
"Performa apik ini mampu membuat kami mempertahankan kepercayaan dan dukungan dari para mitra pendanaan, baik perbankan maupun pasar modal sepanjang tahun 2020," ungkapnya.
Di tengah meningkatnya risiko akibat berlanjutnya pandemi Covid-19 di Indonesia, BFIN tetap mendapatkan dukungan fasilitas pendanaan dari bank-bank terkemuka di Indonesia dan sindikasi bank-bank asing selama tahun 2020 serta melakukan emisi Obligasi dengan keseluruhan jumlah fasilitas baru mencapai sebesar Rp5,2 triliun.
"Kami menengok kembali tahun 2020 dan mensyukuri kinerja yang telah dicapai di tengah berbagai tantangan yang dihadapi. Tanpa kerja keras dan kepercayaan dari seluruh stakeholder BFI Finance, krisis ini akan terasa jauh lebih berat untuk dilalui," ucapnya.
BFIN menargetkan periode 2021 akan menjadi masa rebound, mengembalikan size bisnis ke posisi sebelum pandemi Covid-19.