Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Adira Dinamika Tbk. atau Adira Insurance membukukan kenaikan premi atau top line sepanjang 2020, tetapi kinerja laba atau bottom line mengalami penurunan. Naiknya beban usaha menjadi salah satu faktor penekan laba.
Berdasarkan laporan keuangan 2020, Adira Insurance mencatatkan premi Rp2,06 triliun atau naik 2,18 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp2,02 triliun. Klaim yang dibayarkan sepanjang 2020 tercatat sebesar Rp1,2 triliun atau turun 5,1 persen (yoy) dari sebelumnya Rp1,26 triliun.
Meskipun premi bruto perseroan meningkat, terdapat kenaikan premi reasuransi yang membuat pendapatan underwriting berkurang. Pada 2020, pendapatan underwriting senilai Rp1,59 triliun turun 4,2 persen (yoy) dari sebelumnya Rp1,63 triliun.
Adapun, pada 2020, Adira Insurance membukukan beban underwriting Rp810,2 miliar atau turun hingga 11,69 persen (yoy) dibandingkan dengan sebelumnya Rp917,4 miliar. Kinerja itu membuat hasil underwriting 2020 tercatat senilai Rp768,05 miliar, tumbuh 6,18 persen (yoy) dari sebelumnya Rp723,3 miliar.
Adira Insurance mencatatkan hasil investasi pada 2020 senilai Rp263,4 miliar atau turun 5,7 persen (yoy) dari sebelumnya Rp279,4 miliar. Hal itu sejalan dengan catatan nilai investasi 2020 senilai Rp4,43 triliun yang juga turun 3,6 persen (yoy) dari sebelumnya Rp4,6 triliun.
Adapun, kenaikan terjadi pada beban pemasaran, beban pegawai dan pengurus, serta beban umum dan administrasi lainnya. Alhasil, pada 2020 beban usaha perseroan menjadi Rp718,3 miliar atau naik 62,3 persen (yoy) dari sebelumnya Rp442,5 miliar.
Baca Juga
Adira Insurance pun pada 2020 membukukan laba Rp281,5 miliar, terkoreksi 38,02 persen (yoy) dari tahun sebelumnya Rp454,2 miliar. Meskipun labanya menurun, rasio pencapaian atau risk based capital (RBC) perseroan pada 2020 tercatat sebesar 363 persen, naik dari tahun sebelumnya sebesar 310 persen.