Bisnis.com, JAKARTA – PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance mencatat penyaluran pembiayaan modal kerja sebesar Rp639 miliar per Mei 2025. Capaian pembiayaan modal kerja ini tumbuh 12% year on year (YoY) dibanding periode yang sama pada 2024.
Sylvanus Gani, Chief of Financial Officer Adira Finance mengatakan fasilitas modal usaha adalah bagian dari strategi diversifikasi produk Adira Finance.
"Ini membantu meminimalkan risiko karena kami tidak hanya fokus pada satu jenis pembiayaan. Di sisi lain, dengan menyalurkan pembiayaan ke pelaku usaha seperti UMKM, kami turut mendorong roda perekonomian," kata Gani kepada Bisnis, Kamis (10/7/2025).
Ketika ekonomi bergerak positif, lanjutnya, daya beli dan permintaan masyarakat juga cenderung meningkat yang pada akhirnya akan berdampak baik bagi bisnis Adira Finance secara keseluruhan.
Gani mengatakan perusahaan memahami bahwa dalam pasar pembiayaan produktif industri multifinance juga akan bersaing dengan industri pembiayaan lainnya seperti perbankan sampai fintech P2P lending. Menurutnya, dahulu perusahaan multifinance seperti Adira banyak melayani segmen underbanked dan unbanked yang belum bisa dijangkau oleh bank.
"Namun kini, segmen tersebut juga mulai digarap oleh pemain baru seperti fintech, BNPL, dan P2P lending. Karena itu, Adira harus terus adaptif terhadap perubahan, terutama dalam hal digitalisasi dan saat ini kami juga sudah mengembangkan platform digital kami sendiri," ujarnya.
Baca Juga
Dalam persaingan pasar tersebut, menurutnya regulasi POJK Nomor 46 Tahun 2024 membuka ruang besar bagi multifinance untuk melakukan diversifikasi produk, termasuk dalam penyaluran pembiayaan modal usaha yang lebih fleksibel dan kompetitif.
POJK 46/2024 ini mengatur bahwa nilai pembiayaan untuk setiap debitur pembiayaan modal kerja dengan cara fasilitas modal usaha paling banyak ditetapkan Rp10 miliar, sedangkan nilai pembiayaan multiguna dengan cara fasilitas dana paling besar mencapai Rp500 juta. Pembiayaan ini diwajibkan menyertakan agunan berupa kendaraan bermotor, mesin, tanah, bangunan, kapal dan/atau alat berat.
Namun, persyaratan memiliki agunan dapat dikecualikan bagi kegiatan usaha pembiayaan modal kerja dengan cara fasilitas modal usaha dengan nilai paling besar Rp50 juta untuk setiap debitur.
Gani melanjutkan, pembiayaan multifinance di sektor produktif tidak hanya dihadapkan tantangan persaingan pasar, namun juga ada faktor ketidakpastian ekonomi yang mendorong perusahaan pembiayaan untuk terus berinovasi dalam menyediakan solusi yang relevan bagi masyarakat.
"Salah satu yang Adira Finance lakukan adalah melalui penyaluran pembiayaan multiguna atau Solusi Dana. Di tengah melemahnya daya beli dan melambatnya sektor otomotif, lini bisnis ini menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perusahaan," pungkasnya.
Sebagai informasi, piutang pembiayaan multifinance per Mei 2025 tercatat tumbuh 2,83% YoY menjadi Rp504,58 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pembiayaan modal kerja yang tumbuh 10,34% YoY. Dalam lima bulan pertama 2025, porsi pembiayaan multifinance ke sektor produktif mencapai 46,47%.