Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) optimistis pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini akan mampu dipertahankan di level 10 persen.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan perseroan akan tetap mempertahankan kinerja pada segmen ritel dan konsumer. Terlebih lagi, segmen ini tergolong cukup potensial dan berkualitas untuk dapat dioptimalkan pada masa pandemi
"Itu akan kami optimalkan dari bisnis mitra guna dan payroll. Pertumbuhan pembiayaan segmen griya dan otomotif pun juga cukup baik lantaran pemerintah memberikan banyak insentif fiskal," katanya, Kamis (6/5/2021).
Dia menyampaikan perseroan akan tetap mempertahankan pembiayaan UMKM lantaran eksposur pembiayaan segmen in mencapai 28,6%. Namun, perseroan akan lebih fokus pada debitur yang sudah memiliki track record dan potensi bisnis yang masih terjaga pada periode pandemi ini.
Heri menambahkan perseroan juga memiki tambahan bisnis di segmen gadai yang menjadi sumber pertumbuhan pembiayaan dan pendapatan fee.
"Kami juga mempertahankan segmen wholesale yang masuk dalam penjaminan APBN. Infrastruktur, jalan, industri obat-obatan, industri jasa kesehatan elektronik dan pendidikan. Itu sektor yang kami masuki," imbuhnya.
Baca Juga
Human Capital Ade Cahyo Nugroho BSI Direktur Finance and Strategy menyampaikan pertumbuhan dua digit akan tetap dapat dijaga tahun ini.
Selain karena ekspasni pembiayaan yang agresif, perseroan juga masih mendapat daya ungkit pembiayaan yang cukup besar dari penerapan Qanun di Aceh.
"Kinerja kami tergolong sangat baik. Kami ekspektasi pertumbuhan kami dapat dipertahan pada 9% sampai 10%, tapi tetap kami lihat lagi ke depan," katanya.
Bank Syariah Indonesia pada kuartal I/2021 telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp159 triliun, naik 14,74% dari periode sama 2020 sebesar Rp138,6 triliun.
Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp71,6 triliun, segmen korporasi Rp37,3 triliun, segmen kecil dan menengah Rp20,8 triliun, mikro Rp15,0 triliun, dan komersial Rp9,6 triliun.
BSI pun masih menjaga kualitas pembiayaan ditunjukkan dengan tren penurunan NPF gross dari 3,35% pada kuartal 1 2020 menjadi 3,09% di kuartal I/2021. Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 137,48% sampai kuartal I/2021.