Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi umum mencatatkan kinerja positif pada kuartal I/2021, baik dari sisi perolehan premi, investasi, hingga laba. Pembayaran klaim pun tercatat menurun dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) per Januari–Maret 2021, perolehan premi industri tercatat sebesar Rp20,78 triliun. Jumlahnya tumbuh 1,5 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan premi Januari–Maret 2021 senilai Rp20,46 triliun.
Perolehan premi terbesar masih berasal dari lini bisnis utama asuransi kerugian, yakni asuransi properti senilai Rp5,98 triliun dan kendaraan bermotor senilai Rp3,97 triliun. Setelah itu, kontributor premi lainnya adalah asuransi kredit senilai Rp2,86 triliun serta asuransi kesehatan dan kecelakaan senilai Rp2,7 triliun.
Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik, Riset, dan Analisa Trinita Situmeang menjelaskan bahwa bisnis asuransi umum mulai menunjukkan geliat pada awal tahun ini. Hal tersebut tak lepas dari kondisi perekonomian makro yang juga mulai tumbuh.
"Berdasarkan data yang kami kumpulkan dari 72 perusahaan asuransi umum, secara keseluruhan lini bisnis, agregasinya premi dicatat itu naik Rp313 miliar atau naik 1,5 persen [yoy]," ujar Trinita dalam konferensi pers kinerja asuransi umum oleh AAUI, Senin (31/5/2021).
Selain dari sisi top line, pertumbuhan pun terjadi dalam kinerja underwriting, yang pada kuartal I/2021 mencapai Rp3,82 triliun. Jumlahnya melonjak 317,03 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp0,92 triliun.
Pada kuartal I/2021, total investasi industri asuransi umum senilai Rp83,6 triliun tumbuh 7,19 persen (yoy) dari sebelumnya Rp78 triliun. Hasil investasi pun mencatatkan kinerja yang sejalan, yakni pada kuartal I/2021 senilai Rp0,96 triliun atau tumbuh 4,59 persen (yoy) dari sebelumnya Rp0,92 triliun.
Alhasil, laba industri pada kuartal I/2021 mencapai Rp1,77 triliun atau tumbuh hingga 53,9 persen (yoy) dari sebelumnya Rp1,15 triliun. Kinerja top line dan bottom line itu dipengaruhi oleh capaian positif pada tahun ini dan koreksi yang terjadi pada tahun lalu.
Adapun, pada kuartal I/2021, industri asuransi kerugian membayarkan klaim senilai Rp6,73 triliun. Jumlah itu turun hingga 27,4 persen (yoy) dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp9,27 triliun.
Tercatat delapan lini bisnis asuransi umum mengalami penurunan klaim. Penurunan terbesar dari sisi nilai terjadi di lini bisnis asuransi kredit, yang pada kuartal I/2021 senilai Rp1,29 triliun, turun Rp903,7 miliar atau 41 persen (yoy) dari sebelumnya Rp2,2 triliun.