Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Kecil Jadi Bank Digital, Kualitas Kredit Perbankan Membaik

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan kualitas kredit perbankan mengalami perbaikan, terutama di BUKU II.
Karyawati sebuah bank menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS, Selasa (5/1/2021)./Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawati sebuah bank menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS, Selasa (5/1/2021)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kualitas kredit perbankan tampak masih terkendali hingga pada paruh pertama 2021. Hal ini turut ditunjukkan oleh membaiknya rasio kredit bermasalah bank kecil seiring dengan upaya bersih-bersih bad loan di tengah tranformasi bank digital.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II, III, dan IV masing-masing tercatat 3,30 persen, 3,08 persen, dan 3,18 persen.

BUKU II mengalami perbaikan hingga 43 basis poin secara tahunan, sedangkan BUKU III dan IV justru mengalami pelemahan 18 basis poin dan 72 basis poin secara tahunan.

Jika menyelisik lebih dalam, penurunan ini seiring dengan upaya hapus buku kredit BUKU II yang tercatat naik 22,6 persen secara tahunan menjadi Rp32,12 triliun.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin mengatakan sejauh ini, upaya peningkatan kualitas kredit dari bank kecil lebih efektif.

Di samping itu, banyak bank kecil yang memilih upaya konservatif dalam peningkatan kredit dan agresif dalam restrukturisasi kredit, penagihan, serta hapus buku. Hal ini pun sejalan dengan banyaknya bank kecil yang mulai bertransformasi menjadi bank digital.

"Memang kalau dilihat upaya bank kecil untuk memperbaiki laporan keuangannya tahun ini lebih agresif," terangnya, Jumat (4/6/2021).

Amin memperkirakan upaya perbaikan kualitas kredit bank kecil sangat terkait dengan relaksasi restrukturisasi kredit yang berakhir pada tahun depan. Bagaimanapun, rasio kredit bermasalah bank kecil tetap lebih tinggi dibandingkan dengan industri sehingga perlu upaya lebih agresif pada 2021.

Dia tak mengelak upaya ini akan membuat beban operasional kredit lebih tinggi.

"Tapi, langkah ini juga diperlukan. Lagipula, ada potensi investor datang lebih banyak dengan kualitas kredit yang tinggi," ujar Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper