Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peningkatan Pencadangan Diramal Masih Terjadi pada Kuartal II

Proyeksi kenaikan pencadangan tersebut seiring dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan masih menunjukkan peningkatan.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Pencadangan kredit perbankan diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan kualitas kredit yang masih menurun.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan masih menunjukkan peningkatan. Rasio NPL naik pada April menjadi 3,18 persen, dari 3,13 persen pada Maret 2021 dan 2,89 persen pada April 2020.

Empat bank besar nasional pun terlihat masih mendorong peningkatan pencadangan pasca berakhirnya periode pertama kebijakan relaksasi restrukturisasi pinjaman OJK pada Maret.

"Dengan perkiraan NPL yang lebih tinggi, kami mungkin akan melihat penyisihan kerugian pinjaman lanjutan pada kuartal II/2021," katanya riset yang dikutip pada Kamis (10/6/2021).

Dia melanjutkan dari empat bank di bawah cakupannya, hanya BBCA yang melaporkan peningkatan laba bersih bank only, sebesar 8 persen YoY, yang didorong oleh perubahan akuntansi pada opex-nya.

Laba bersih BBRI pun tercatat flat, sedangkan laba bersih BMRI dan BBNI masing-masing turun 25 persen dan 28 persen YoY.

Pendapatan bunga bersih masih kuat, terutama didorong oleh biaya dana yang lebih rendah, sehingga mengimbangi dampak negatif dari pertumbuhan kredit yang lemah dan pendapatan bunga yang ditangguhkan dari pinjaman yang direstrukturisasi.

"Namun, mengantisipasi kenaikan NPL dalam waktu dekat, kami melihat bahwa biaya provisi tetap tinggi pada April, dibandingkan dengan rata-rata bulanan di kuartal I/2021," imbuhnya.

Adapun, Handiman menyampaikan data April 2021 Bank Indonesia menunjukkan kontraksi MoM pertama dalam pinjaman bank sejak Januari sebesar 0,3 persen MoM (-2,3 persen YoY), setelah naik sebesar 1,4 persen MoM (-3,8 persen YoY) pada Maret.

Berdasarkan segmen, hanya kredit konsumsi yang menunjukkan pertumbuhan MoM positif sebesar 0,4 persen, sedangkan kredit investasi dan kredit modal kerja menyusut masing-masing sebesar -0,9 persen dan -0,3 persen.

Sementara, simpanan deposit turun tipis 0,1 persen MoM, tetapi masih melonjak 10,9 persen YoY. Giro turun sebesar 3,2 persen MoM, setelah naik sebesar 5,4 persen MoM pada Februari dan 5,8 persen MoM pada Maret. Sementara itu, tabungan dan deposito naik masing-masing sebesar 2,1 persen dan 0,3 persen MoM.

"LDR menurun lebih lanjut dalam empat bulan berturut-turut menjadi 81,77 persen. CoF sedikit menurun pada April, likuiditas tetap cukup," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper