Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank syariah masih akan mengandalkan segmen konsumer untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan di tahun ini.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan yang disalurkan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mencapai Rp385,68 triliun sampai dengan Maret 2021. Jumlah tersebut meningkat 6,64% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan jenis penggunaannya, pembiayaan konsumsi tumbuh paling tinggi yakni 14,45% yoy. Kemudian, pembiayaan untuk investasi tumbuh 0,68% yoy. Sementara pembiayaan untuk modal kerja terkoreksi 0,13% yoy.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan penyaluran pembiayaan CIMB Niaga Syariah mencapai Rp32,4 triliun per Maret 2021 atau terkoreksi 5,7% yoy. Namun jika dibandingkan dengan posisi Desember 2020 sebesar Rp31,9 triliun, maka pembiayaan tumbuh 1,6%.
Pandji menjelaskan pertumbuhan disumbang dari segmen konsumer, terutama pembiayaan untuk properti. Penyumbang pertumbuhan lainnya berasal dari segmen usaha kecil menengah (UKM) atau small medium enterprise (SME).
"Itu adalah dua sektor yang menopang pertumbuhan financing di Maret 2021. Paling besar dari sisi KPR, kemudian SME," terangnya pada Kamis (25/6/2021).
Pandji menjabarkan, penyaluran KPR tumbuh 16,7% yoy, dari Rp13,4 triliun per Maret 2020 menjadi Rp15,7 triliun per Maret 2021. Penyaluran KPR di unit usaha syariah menyumbang 33% terhadap portofolio KPR CIMB Niaga. Selain KPR, pertumbuhan segmen konsumer berasal dari bisnis kartu kredit yang tumbuh 15,5% yoy.
"Apa yang menjadi trigger KPR? Karena dari sisi biaya KPR lebih murah untuk nasabah. Untuk internal bank, biaya CKPN nya juga lebih murah," jelasnya.
Pandji mengatakan CIMB Niaga Syariah masih akan fokus pada segmen konsumer untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan tahun ini. Apalagi sektor properti mendapatkan berkah stimulus penghapusan pajak pertambahan nilai.
Secara keseluruhan, CIMB Niaga Syariah menargetkan pembiayaan dapat tumbuh 10% yoy pada tahun ini. Target pertumbuhan agak terbatas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di kisaran 20%-30% yoy.
Senada, Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Herwin Bustaman mengatakan pembiayaan yang disalurkan tumbuh sekitar 3%-5% di kuartal II/2021. Pertumbuhan tersebut salah satunya didorong oleh segmen konsumer.
"Benar, di kuartal II ini pertumbuhan kami mayoritas dari korporasi dan retail (PermataKPR iB)," terangnya, Jumat (25/6/2021).
Permata Syariah meluncurkan PermataKPR iB pada Februari kemarin. Produk PemataKPR iB Bebas menawarkan kemudahan bagi nasabah untuk dapat memiliki properti dengan angsuran yang feksibel atau dapat disesuaikan dengan kemampuan serta kapasitas nasabah.
Permintaan pembiayaan rata-rata ditujukan untuk segmen rumah dengan ticket size Rp1,5 miliar. PermataBank Syariah juga dapat memberikan KPR dengan tenor sampai dengan 30 tahun.
Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Institute Pertanian Bogor (CIEST-IPB) Irfan Syauqi Beik memperkirakan segmen konsumsi menjadi motor pertumbuhan pembiayaan masih akan berlanjut di kuartal II. Hal ini karena semakin tingginya kebutuhan masyarakat, seperti untuk pemenuhan biaya pendidikan dan momentum Idul Adha.
"Dan tren pemulihan ekonomi baru akan semakin membaik di kuartal III. Ketika semua sektor ekonomi bisa sepenuhnya beradaptasi dengan kondisi pandemi, maka bisa jadi driver pertumbuhan akan berpindah dari konsumsi. Tapi kita masih harus melihat bagaimana kebijakan pemerintah terkait hal tersebut," imbuhnya.
Irfan menambahkan terutama di penyaluran KPR akan terus meningkat seiring dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan perumahan. Sektor ini akan masih menunjukkan kinerja pertumbuhan yang positif.