Bisnis.com, JAKARTA - Penerapan PPKM darurat yang berjalan 1 bulan diperkirakan memberi dampak cukup dalam terhadap kinerja fungsi intermediasi perbankan tahun ini. Kendati demikian, bank dinilai perlu menggenjot kinerja meski harus memperlebar risk appatite.
Staf Ahli Pusat Studi BUMN sekaligus pengamat perbankan Paul Sutaryono menyampaikan kemungkinan besar PPKM darurat ini akan menekan laju kredit perbankan nasional. Oleh karena itu, bank perlu lebih berani mengambil risiko yang sudah diperhitungkan (calculated risk).
"Jika tidak, akibatnya, rasio kredit bermasalah juga akan tertekan. Hal itu bisa mendorong kenaikan cadangan bahkan dapat menggerus modal. Padahal modal harus terus dikerek tinggi-tinggi mengingat modal sebagai elemen utama bagi sektor jasa keuangan seperti perbankan, pembiayaan & perasuransian," katanya, Kamis (22/7/2021).
Lagi pula, dia menyampaikan perbankan sejauh ini memiliki rasio kecukupan modal yang kuat.
Bahkan bank-bank pelat merah sudah siap dengan rencana penyuntikan modal baru untuk meningkatkan lagi kapasitas modalnya di tengah ketidakpastian ini.
"Itulah sebabnya pemerintah siap mengucurkan PMN kepada BNI dan BTN masing-masing Rp7 triliun dan Rp2 triliun pada 2022. Untuk itu, bank pun wajib menggenjot tingkat efisiensi lebih tinggi. Bagaimana kiatnya, yakni menyediakan aneka produk berbasis IT," imbuhnya.