Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) selama pandemi selalu menjaga debitur di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan berbagai cara.
Langkah awal yang dilakukan perseroan dalam menjaga UMKM yaitu dengan restrukturisasi dan selanjutnya dilakukan pembinaan dengan harapan UMKM bisa selamat di masa pandemi.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan porsi penyaluran UMKM di BRI sekitar 80 persen, yaitu hampir Rp750 triliun dari porsi kredit di BRI, sehingga menjadikan UMKM adalah sektor krusial di BRI.
"Sehingga apapun ceritanya, UMKM memang darahnya BRI," ujar Catur dalam acara virtual Press Conference Bangga Buatan Indonesia (BBI) Jawa Timur, Rabu (4/8/2021)
Maka ketika di masa-masa awal pandemi, BRI langsung melakukan identifikasikan masalah yang ada. Setelah itu BRI langsung "menyelamatkan" UMKM melalui restrukturisasi.
"Lalu dengan serangkaian diagnosa, kami mengetahui kebutuhan-kebutuhan UMKM apa, bisa melalui keringan di bunga atau penambahan kredit. Yang sesuai dengan kebutuhan mereka," papar Catur.
Catur pun menjelaskan BRI bukan saja membantu dalam masalah pembiayaan, BRI pun melakukan program-program pembinaan. Dengan adanya Bernas, bangga buatan Indonesia di Agustus 2021 ini, merupakan momentum yang tepat.
"Setelah kami selamatkan, kami lakukan pembinaan secara bersama-sama ada upaya untuk menjembatani menuju ke pasar. Nah, program bangga buatan Indonesia ini kami rangkaikan dengan program BRILian," jelasnya.
Dia pun mengatakan dengan adanya penggabungan tersebut UMKM dapat lebih berkembang, BRI pun mempunyai beberapa program salah satunya adalah rumah BUMN.
BRI mempunyai sekitar 56 rumah BUMN yang dibina dalam rangka UMKM berkembang atau "naik kelas" dengan 5.800 pelatihan secara rutin.
"Kemudian ada klaster, kami mempunyai 8.000 klaster, juga bisa dengan BRIlian sekitar 580. Ini semua kita tunjukkan agar pada saat kondisi seperti ini UMKM selamat dan terjaga," tutup Catur.