Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Deposito Bank Terus Menyusut, Sampai Kapan?

Suku bunga deposito bank masih berada dalam tren penurunan yang ditandai dengan pemangkasan oleh bank-bank besar. Lalu, sampai kapan penurunan ini terjadi?
Ilustrasi suku bunga deposito pada Januari 2016./JIBI-Abdullah Azzam
Ilustrasi suku bunga deposito pada Januari 2016./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Tren suku bunga simpanan perbankan masih berada dalam tren penurunan. Beberapa bank besar baru saja mengumumkan suku bunga deposito terbarunya.

Misalnya saja, BCA yang kembali memangkas suku bunga deposito menjadi 2,75 persen per tahun yang berlaku mulai 1 Agustus 2021. Suku bunga tersebut berlaku untuk semua nominal dan jangka waktu simpanan. 

BNI juga kembali melakukan penyesuaian suku bunga deposito, khususnya untuk tenor 1 dan 3 bulan, dan berlaku mulai pekan depan.

Dikutip dari situs resmi perseroan, suku bunga simpanan berjangka dalam bentuk rupiah untuk semua nominal dengan tenor 1 dan 3 bulan dipatok sebesar 2,75 persen per tahun. Suku bunga ini berlaku efektif mulai 16 Agustus 2021.

Besaran suku bunga itu menurun 10 basis poin dari sebelumnya sebesar 2,85 persen yang berlaku mulai 13 April 2021. Adapun suku bunga deposito untuk semua nominal dengan tenor 6, 12, dan 24 bulan tetap dipatok 2,85 persen atau tidak berubah dari yang berlaku sebelumnya.

Sementara, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana pihak ketiga perbankan per Mei 2021 tercatat Rp6.836,96 triliun, naik 10,71 persen secara tahunan. Adapun, suku bunga simpanan berjangka 12 bulan rupiah bank umum berada pada 4,92 persen, turun dari periode sama tahun lalu, yang sebesar 6,56 persen.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Samual mengatakan penurunan suku bunga simpanan sejauh ini merupakan dampak dari tren suku bunga global. Ada pula dampak dari ekonomi riil dalam negeri juga belum begitu kuat dan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya ke level terendah.

Di sisi lain, masyarakat juga lebih nyaman untuk meningkatkan simpanannya di tengah pandemi sehingga membuat likuditas semakin berlimpah. Namun, David menuturkan tren suku bunga simpanan ke depan akan lebih flat seiring dengan pandemi yang mulai terkendali sehingga berdampak pada pemulihan ekonomi.

Pemulihan ekonomi ini akan berdampak pada belanja masyarakat, dan peningakatan produksi pelaku riil sehingga mendorong kredit.

"Jika melihat tren tersebut maka, tren suku bunga simpanan akan lebih cenderung flat. Bahkan jika kinerja ekonomi kuat pada akhir tahun, maka bank pun akan menaikkan suku bunga simpanannya perlahan," sebutnya, Kamis (12/8/2021).

Lebih lanjut, David menyampaikan tren suku bunga simpanan ini mampu memberi dispensasi profitabilitas bagi perbankan. Namun, perbankan tidak akan dapat menarik tingkat profitabilitas seperti pra pandemi karena banyak pendapatan bunga terpangkas akibat restrukturisasi.

Bahkan, perbankan masih perlu memikirkan pencadangan untuk berjaga-jaga kualitas kredit tidak terlalu terperosok di tengah masa pemulihan ini.

"Namun, setidaknya OJK sudah punya komitmen untuk melanjutkan relaksasi restrukturisasi kredit, sehingga potensi penurunan kualitas kredit dapat tetap dikelola," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper