Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BCA (BBCA) Masih Betah di Zona Hijau usai Stock Split

Hingga pukul 13.32, BBCA masih di zona hijau dengan kenaikan sebesar 3,32 persen ke level 7.800 per saham.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) kembali menghijau pada hari kedua perdagangan dengan nominal baru pasca-stock split (pemecahan saham) pada hari ini, Kamis (14/10/2021).

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 11.30, investor asing tercatat membeli saham BBCA sebesar Rp244,9 miliar, atau terbanyak hingga penutupan sesi I. Saham BBCA pada akhir perdagangan I pun naik 3,32 persen ke Rp7.775 per saham.

Hingga pukul 13.32, BBCA masih di zona hijau dengan kenaikan sebesar 3,32 persen ke level 7.800 per saham. Saham bank swasta terbesar ini pun ditransaksikan sebanyak 92.40 juta saham dengan nilai transaksi Rp721,10 miliar. Pada harga ini, BBCA tercatat memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp961,5 triliun.

Kemarin, saham BCA juga ditutup pada level 7.525 atau menguat 2,73 persen dengan nilai transaksi Rp1,6 triliun dan volume transaksi sebanyak 210,89 juta saham.

Sementara itu, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengimbau investor ritel yang tidak terbiasa memegang fundamental bagus perlu berhati-hati karena investor asing akan dengan mudah melakukan aksi jual atau beli.

"Hati-hati karena ketika harga lagi tinggi investor asing siap take profit juga, jangan pikir bahwa ini unlimited, ini warning ya," jelasnya dalam sesi live Instagram, seperti dikutip Kamis (14/10/2021).

Dia menjelaskan ketika harga BBCA berada di level tertinggi asing akan melakukan taking profit. Namun sebaliknya, ketika ritel terlalu cepat menjual dan menyebabkan harga turun, maka asing akan siap untuk membeli.

Oleh karenanya, Jahja menilai BBCA memiliki prospek yang baik sehingga dia menegaskan investor ritel jangan terlalu emosional dan perlu berhati-hati dalam berinvestasi.

"Jangan too emotional, bahwa prospek ke depan pasti bagus tetapi tidak sedemikian cepat, day by day akan naik terus jadi ini juga suatu strategi," tutupnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper