Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan (startup) penyedia jasa Application Programming Interface (API) keuangan, Ayoconnect menunjuk tokoh technopreneur Indonesia Ilham Habibie sebagai komisaris.
Sekadar informasi, putra dari Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie ini bukan nama baru di Ayoconnect, karena sempat menjadi Penasihat Strategis sejak Agustus 2020, hingga kemudian bergabung dengan jajaran investor dalam putaran pendanaan Ayoconnect di pre-series B.
CEO Ayoconnect Jakob Rost mengungkap bahwa bergabungnya Ilham sebagai komisaris akan mengakselerasi peran Ayoconnect dalam membangun masa depan ekosistem digital Indonesia.
"Ilham adalah sosok visioner yang telah berhasil mendorong inovasi dan mendorong kolaborasi yang bermakna antara berbagai organisasi. Dengan bergabungnya Ilham, kami juga berharap dapat memperoleh lebih banyak kemitraan dengan berbagai badan usaha milik negara dan lembaga keuangan serta berkolaborasi dengan komunitas entrepreneur yang lebih luas di Indonesia," ungkapnya dalam keterangan resmi, Senin (25/10/2021).
Menurut Jakob, penunjukan Ilham sebagai komisaris bertepatan dengan upaya Ayoconnect untuk memperluas jejak API-nya ke ranah Open Finance dan Open Government.
Saat ini, Ayoconnect telah melayani lebih dari 1.000 perusahaan di Indonesia, termasuk penyedia layanan keuangan sekaliber Bank Mandiri dan dompet digital DANA, perusahaan teknologi seperti Bukalapak, ritel seperti Indomaret, dan perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia lainnya.
Baca Juga
Sejak beroperasi pada 2016, platform API Ayoconnect telah memproses lebih dari 300 juta hit API setiap tahunnya dan mengalami peningkatan 600% dalam jumlah transaksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jakob menambahkan bahwa penunjukkan Ilham menghadirkan sosok yang telah terlibat secara mendalam dalam lanskap TIK dan industri keuangan di Indonesia.
Sebelum menjabat di Ayoconnect, Ilham telah mengepalai Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS) sebagai Ketua Tim Pelaksana sejak tahun 2014, juga berperan aktif sebagai Komisaris Utama Bank Muamalat, Bank Syariah (Syariah) pertama di Indonesia, sembari menjabat sebagai ketua, pendiri, sekaligus pemegang saham PT. ILTHABI Rekatama, sebuah perusahaan investasi swasta di Indonesia.
Ilham juga aktif terlibat dalam berbagai organisasi yang fokus pada riset dan teknologi di Indonesia, antara lain Badan Riset dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS), membuatnya siap menjadi aset berharga bagi Ayoconnect dalam mempercepat inklusi keuangan di pasar Indonesia.
Adapun, Ilham mengaku terkesan dengan kiprah Ayoconnect untuk mendorong kemajuan dan dampak di lanskap fintech Indonesia.
"Saya sangat senang bisa bergabung dengan tim Ayoconnect dan turut berkontribusi mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Kami memiliki tujuan untuk memberikan solusi inovatif untuk perusahaan berbagai skala, dengan cara menghadirkan teknologi untuk melayani pelanggan mereka, termasuk mereka yang hingga kini masih belum dapat terjangkau oleh lembaga keuangan konvensional," ungkapnya.
Inklusi finansial dan digital adalah tantangan besar yang dialami jutaan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2021, jumlah penduduk Indonesia yang masih belum memiliki rekening bank diperkirakan masih mencapai 66 persen dari total 275 juta penduduk, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk tanpa rekening bank tertinggi di dunia.
Namun, pemerintah terus membuka pintu bagi pendatang baru fintech seperti Ayoconnect untuk merevolusi sistem melalui pendekatan akar rumput. Indonesia saat ini telah menjadi rumah bagi 20 persen dari semua perusahaan fintech di blok Asia Tenggara dan diprediksikan menjadi salah satu ekosistem fintech global terbesar dalam lima tahun ke depan.
Sekadar informasi, startup ini memiliki visi untuk mendemokratisasikan konsep Open Finance di Indonesia lewat menyediakan berbagai produk white-label finansial pada platform API, kemudian memfasilitasi interoperabilitas dan kolaborasi antar lembaga keuangan di Indonesia.
Harapannya, lembaga-lembaga tersebut terbantu lewat kemampuannya membuka kanal pendapatan baru dengan meluncurkan produk-produk hasil kolaborasi, yang dapat melayani kebutuhan pelanggan yang masih belum terpenuhi hingga saat ini.
Ayoconnect sendiri telah mencapai pre-series B dengan mengumpulkan pendanaan senilai total US$15 juta dari investor-investor lokal dan internasional, termasuk Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, AC Ventures Indonesia, Patamar Capital, Kakaku, dan Finch Capital.