Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. mampu mengantongi laba bersih senilai Rp107,57 miliar sampai dengan kuartal III/2021. Perolehan ini naik 32,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Perolehan laba bersih September 2021 mengalami kenaikan 32,68 persen dibandingkan September 2020. Hal ini disebabkan meningkatnya hasil underwritting dan hasil investasi," ujar Wakil Presiden Direktur Karel Fitrijanto dalam public expose PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk., Jumat (5/11/2021).
Dia memaparkan, pendapatan premi bruto perseroan sampai dengan September 2021 mencatatkan pertumbuhan 7,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni naik menjadi Rp1,78 triliun sampai dengan kuartal III/2021 dari sebelumnya Rp1,65 triliun pada kuartal III/2020. Kenaikan premi ini didorong oleh meningkatnya premi bruto di sejumlah lini bisnis, antara lain asuransi rangka kapal, kesehatan, pengangkutan, dan kebakaran.
Kontributor terbesar perolehan premi perseroan berasal dari asuransi kebakaran yang menyumbang 36 persen terhadap total pendapatan premi bruto perseroan. Kemudian, disusul oleh asuransi lainnya yang berkontribusi sebesar 31 persen, asuransi kendaraan bermotor 18 persen, asuransi kesehatan 8 persen, dan asuransi pengangkutan sebesar 7 persen.
Sedangkan klaim bruto yang dibayarkan perseroan mengalami penurunan sebesar 3,56 persen, yakni turun dari Rp599,81 miliar pada kuartal III/2020 menjadi Rp578,48 miliar pada kuartal III/2021.
Dari sisi hasil investasi, perseroan berhasil membukukan senilai Rp74,51 miliar sampai dengan kuartal III/2021 atau naik 35,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp55,06 miliar.
"Hasil investasi lebih tinggi karena penempatan investasi yang lebih tinggi," kata Karel.
Jumlah investasi perseroan sampai dengan September 2021 tercatat naik 41,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau naik menjadi Rp2,37 triliun dari sebelumnya yang mencapai Rp1,67 triliun.
Jumlah aset perseroan juga tercatat naik 2,93 persen menjadi Rp4,87 triliun dibandingkan total aset sampai dengan Desember 2020. Menurut Karel, peningkatan aset ini disebabkan adanya peningkatan piutang premi karena meningkatnya produksi. Namun, bila dibandingkan periode September 2020, total aset September 2021 turun 1,83 persen.
Dari sisi liabilitas, posisi pada September 2021 mengalami kenaikan 11,68 persen dibandingkan September 2020 menjadi Rp3,05 triliun.
"Kenaikan liabilitas ini karena utang reasuransi dan liabilitas asuransi masing-masing meningkat 54,52 persen dan 10,39 persen. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan produksi," jelas Karel.
Sementara itu, jumlah ekuitas perseroan per September 2021 mencapai Rp1,83 triliun atau mengalami penurunan 8,98 persen dibandingkan posisi Desember 2020. Karel menuturkan bahwa penurunan ekuitas ini disebabkan perseroan melakukan pembayaran dividen pada 28 Juli 2021 senilai Rp250,078 miliar dengan harga Rp50 per saham.
Namun demikian, perseroan masih mampu memenuhi ketentuan minimum tingkat solvabilitas yang ditetapkan regulator sebagai indikator kesehatan keuangan perseroan.
"Perusahaan berhasil memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai persyaratan MMBR (modal minimum berbasis risiko) minimum 120 persen. Pada September 2021, MMBR sebesar 428 persen meskipun perusahaan telah membayarkan dividen Rp250,078 miliar pada Juli 2021," kata Karel.