Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) membukukan rugi tahun berjalan setelah pajak bersih sebesar Rp2,044 miliar untuk periode yang berakhir pada 30 September 2021.
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI dikutip Senin (8/11/2021), rugi tersebut menyusut 98 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari rugi periode yang sama tahun lalu senilai Rp97,53 miliar.
Kerugian yang menyusut ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 16 persen yoy atau Rp689,69 miliar. Sementara, beban bunga menyusut menjadi 4 persen yoy atau Rp454,24 miliar pada kuartal III tahun ini. Alhasil, pendapatan bunga bersih naik 89 persen yoy menjadi Rp235,45 miliar.
Bank IBK mencatat kredit yang diberikan naik 11 persen secara year-to-date (ytd) pada kuartal III tahun ini. Kredit yang diberikan sebesar Rp5,10 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp5,64 triliun per 30 September 2021.
Demikian pula pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 13 persen ytd menjadi Rp5,50 triliun. Pertumbuhan tersebut berasal dari dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) yang tumbuh sebesar 24 persen ytd, dari Rp1,34 triliun menjadi Rp1,65 triliun.
Dari sana, total aset Bank IBK naik sebesar 29 persen ytd. Total aset AGRS per 31 Desember 2020 sebesar Rp9,854 triliun naik menjadi Rp1,272 triliun per 30 September 2021.
Selain itu, Bank IBK juga tercatat mendapatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di level 4,37 persen secara gross dan 2,98 persen secara net pada 30 September 2021.
Untuk NIM dan BOPO, AGRS mencatatkan rasio masing-masing sebesar 2,79 persen dan 100,38 persen.
Adapun, rasio pengembalian aset (return on asset/ROA) menyusut sebesar 0,02 persen di kuartal III tahun ini. Sementara itu, rasio ROE juga menyusut sebesar 0,15 persen.