Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BNI Beberkan Katalis Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan

Pemulihan tingkat konsumsi rumah tangga dan pulihnya kinerja industri manufaktur menjadi katalis pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
Tampilan layar menampilkan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar memberikan sambutan saat Pelepasan Jelajah BUMN 2021 #BUKANJAGOKANDANG di Jakarta, Kamis (29/7/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Tampilan layar menampilkan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar memberikan sambutan saat Pelepasan Jelajah BUMN 2021 #BUKANJAGOKANDANG di Jakarta, Kamis (29/7/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) Royke Tumilaar mengungkapkan sejumlah katalis yang bakal mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022. Adapun katalis yang dimaksud Royke, yakni pemulihan tingkat konsumsi rumah tangga dan pulihnya kinerja industri manufaktur.

Lebih lanjut, Royke menyampaikan pendorong pertumbuhan ekonomi di 2022 juga didorong oleh kinerja ekspor yang pada kuartal III/2021 yang terus membaik sampai kuartal IV. Hal ini didukung dengan meningkatnya harga komoditas.

Selain itu, upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kepercayaan investor dan menarik investasi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di 2022.

“Serta yang masih berjalan yaitu dukungan kebijakan fiskal, moneter, termasuk melalui lanjutan program PEN,” ujar Royke dalam acara virtual Economic Outlook 2022, Senin (22/11/2021).

Menurut Royke, jika kondisi ini terus terjaga, bukan tidak mungkin Indonesia akan memiliki kebangkitan ekonomi yang lebih kuat di 2022. “Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 berada di level 5-5,5 persen,” imbuhnya.

Hal ini seiring dengan upaya pemerintah dalam menangani Covid-19 melalui program vaksin dan pembatasan yang telah menunjukkan hasil yang baik, sehingga kasus Covid-19 sudah terkendali.

Royke menuturkan, hingga September 2021, tidak ada lagi kota yang berstatus PPKM darurat level 4. Dengan kondisi seperti ini, akan mendorong meningkatnya aktivitas masyarakat. “Sehingga kami memiliki keyakinan bahwa di kuartal IV tahun ini kondisi ekonomi akan semakin membaik,” ucapnya.

Selain itu, Royke menjelaskan indikator ekonomi yang terus menunjukkan momentum pemulihan. Salah satunya Purchasing Managers’ Index (PMI) dari sektor Manufaktur di Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi sepanjang sejarah atau tembus rekor baru, yaitu 57,2 pada Oktober 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper