Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan pembiayaan mikro pelat merah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memperkirakan kebutuhan pendanaan perseroan pada 2022 mencapai sekitar Rp23 triliun.
Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM, Sunar Basuki mengatakan, dalam memenuhi kebutuhan pendanaan tahun depan tersebut, perseroan masih akan mengandalkan penggalangan dana dari pasar modal.
"Kebanyakan dari pasar modal. Pasar modal kelihatan cukup bagus karena dari obligasi yang kemarin kami terbitkan Rp3 triliun, yang berminat 2 kali lipat jadi Rp6 triliun. Jadi, cukup banyak minat investor pasar modal ke PNM," ujar Sunar ketika ditemui, Kamis (16/12/2021).
Di sisi lain, membaiknya rating perseroan dari idA+ menjadi idAA baru-baru ini, juga turut membantu perseroan mendapatkan pendanaan dengan bunga rendah.
"Kalau tidak salah Jumat kemarin, obligasi kami baru cair. Ini sejarah juga kami keluarkan Rp3 triliun dan dalam sejarah bisa dapat kupon terendah. Biasanya kami tidak pernah dapat 6 persen untuk yang 1 tahun, sekarang kami bisa dapat 3,75 persen," kata Sunar.
Dalam waktu dekat, dia mengungkapkan bahwa perseroan berencana kembali menerbitkan obligasi pada akhir kuartal I atau kuartal II tahun depan dengan nilai sekitar Rp3 triliun.
Baca Juga
Selain pasar modal, perseroan juga akan mencari sumber pendanaan dari perbankan. Menurut Sunar, sejauh ini banyak bank yang ingin berkerja sama untuk memberikan dukungan pendanaan kepada PNM.
"Kami juga ada dari Pusat Investasi Pemerintah yang sudah memberikan tahun ini komitmennya sudah Rp2,5 triliun," kata Sunar.
Adapun, PNM menargetkan penyaluran pembiayaan pada 2022 dapat mencapai sekitar Rp55 triliun. Angka tersebut diperkirakan tumbuh sekitar 17 persen dibandingkan dengan realisasi tahun ini.
Meningkatnya target penyaluran pembiayaan ke pelaku usaha mikro dan ultra mikro itu seiring dengan peningkatan jumlah nasabah yang ditargetkan dapat mencapai sekitar 14 juta tahun depan.