Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan bagian dari Akulaku Group, PT Akulaku Finance Indonesia membuktikan bahwa layanan pembiayaan berskema bayar tunda (BNPL/paylater) dibutuhkan masyarakat selama era normal baru.
Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengungkap buktinya target pembiayaan Akulaku Finance sepanjang 2021 terlampaui.
"Realisasi penyaluran pembiayaan Akukaku Finance sepanjang 2021 lalu mencapai sebesar Rp9,5 triliun dari target kita menyentuh Rp7 triliun," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (21/1/2022).
Efrinal mengungkap bahwa pada tahun ini pihaknya akan mempertahankan momentum pertumbuhan, lewat menjangkau lebih banyak pengguna dan mengoptimalkan kolaborasi dengan ekosistem terkait shareholder, bank, dan investor.
Sebagai informasi, Akulaku Grup selain memiliki Akulaku Finance sebagai multifinance, juga memiliki e-commerce dengan nama yang sama, saham mayoritas di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebesar 24,98 persen, serta fintech peer-to-peer (P2P) lending PT Pintar Inovasi Digital (Asetku).
"Kami masih akan fokus mengakomodasi pembiayaan untuk mendukung sektor ekonomi digital, yang terus bertumbuh karena didorong kebutuhan masyarakat terhadap layanan contactless, paperless, dan cashless. Untuk tahun 2022 ini, target pembiayaan kami minimum menyentuh Rp11 triliun," tambahnya.
Baca Juga
Perusahaan yang namanya kerap tampil di laman pilihan pembayaran ketika berbelanja di e-commerce ini juga berupaya mempertahankan tingkat Non Performing Financing (NPF) yang kini hanya 2,45 persen.
Terutama dengan memperkuat kualitas algoritma machine learning dalam credit scoring atau profiling risiko calon debitur, yang meliputi indikator-indikator alternatif dan erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi.
Terkini, Akulaku Finance memiliki basis pengguna di kisaran 6 juta orang, serta terhubung dengan berbagai mitra platform e-commerce teratas di Indonesia meliputi Bukalapak, Shopee, BliBli, Tiket, JD.ID, serta berbagai mitra platform layanan digital lainnya.