Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BNI (BBNI) Ungkap Strategi Genjot Kredit Tumbuh hingga 10 Persen di 2022

Bank BNI (BBNI) optimistis kredit mampu tumbuh di kisaran 7 hingga 10 persen secara yoy pada tahun ini, dengan mengoptimalkan digitalisasi.
Kantor BNI/Istimewa
Kantor BNI/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) optimistis akan tumbuh lebih agresif dari tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan tumbuh sekitar 5 hingga 5,5 persen.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan, kredit akan tumbuh di kisaran 7 hingga 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang tahun ini.

“Di first half ini, kita yakin bisa tumbuh di tahun 2022 perkiraannya 7 sampai 10 persen,” Ujar Royke dalam Paparan Kinerja BNI Full Year 2021 secara virtual, Rabu (26/1/2022).

Untuk mencapai target tersebut, Royke mangatakan bahwa pada tahun ini perseroan akan melakukan penguatan pada manajemen risiko dan mengembangkan bisnis di segmen digital.

“Jadi strateginya adalah beberapa proses kita lakukan digital dan manajemen risiko juga kita lakukan perubahan,” jelasnya.

Sepanjang 2021, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5,2 persen yoy menjadi Rp582,44 triliun.

Royke mengungkapkan, pendorong utama kredit selama tahun 2021 berasal dari penyaluran di sektor business banking, terutama pembiayaan di segmen korporasi swasta yang tumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp180,4 triliun.

Lalu, disusul di segmen large commercial yang tumbuh 10,4 persen yang menjadi Rp40,9 triliun dan diikuti segmen kecil yang mengalami pertumbuhan 12,9 persen dengan nilai kredit Rp95,8 triliun.

Menurut Royke, secara keseluruhan kredit di sektor business banking tumbuh 4,5 persen yoy menjadi Rp482,4 triliun.

Sementara itu, di sektor konsumer, kredit terbesar yang tumbuh berasal dari kredit payroll yang naik 18,3 persen yoy menjadi Rp35,8 triliun. Kemudian, kredit kepemilikan rumah (mortage) juga tumbuh 7,7 persen jadi Rp49,6 triliun. Dengan demikiam, secara keseluruhan kredit konsumer tumbuh 10,1 persen yoy menjadi Rp99 triliun.

Adapun, pertumbuhan kredit juga ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang secara keseluruhan mencapai Rp729,17 triliun atau tumbuh 15,5 persen yoy.

Melihat hal itu, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, kondisi dana pihak ketiga ini menjadikan likuiditas BNI saat ini sangat mencukupi dan melampaui pertumbuhan kredit tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Azizah Nur Alfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper