Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit UMKM Naik 12,3 Persen, Total Rp1.147,3 Triliun pada Desember 2021

Penyaluran kredit ke sektor UMKM pada Desember 2021 tumbuh sebesar 12,3 persen secara tahunan menjadi Rp1.147,3 triliun.
Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan
Pelaku usaha UMKM menyiapkan pesanan pembeli yang bertransaksi secara online. /Bisnis - M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit ke sektor UMKM pada Desember 2021 tumbuh sebesar 12,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1.147,3 triliun.

Jumlah ini meningkat dari posisi November 2021, sebesar 3,1 persen yoy atau Rp1.056,1 triliun. BI menjelaskan, hal itu terutama ditopang dari penyaluran kredit UMKM skala mikro dan kecil.

Secara rinci, kredit UMKM skala mikro tumbuh 61,9 persen menjadi Rp366 triliun pada Desember 2021, berbalik arah dibandingkan pertumbuhan per November 2021 yang mengalami kontraksi sebesar -10,7 persen yoy atau sebesar Rp208,4 triliun.

Sementara itu, kredit UMKM skala kecil tercatat tumbuh 28,5 persen yoy menjadi Rp437,6 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan 20,7 persen yoy atau Rp409 triliun pada November 2021.

Di sisi lain, kredit usaha menengah mengalami kontraksi yang lebih dalam, yakni dari -3,0 persen yoy atau Rp438,7 triliun per November 2021 menjadi -24,4 persen yoy atau sebesar Rp343,7 triliun pada Desember 2021.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator berkomitmen untuk meningkatkan porsi pembiayaan UMKM sebesar 30 persen pada 2024 melalui program kolaboratif dan terintegrasi berbasis digital.

Menurut data OJK, sebanyak 84,20 persen UMKM terpaksa mengalami penurunan pendapatan akibat dampak pengetatan aktivitas masyarakat.

Ketua Satgas Pengembangan Keuangan Syariah dan Ekosistem UMKM Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ahmad Buchori, menyebutkan merebaknya penyebaran Omicron sejak November 2021 akan cukup berdampak pada penyaluran pembiayaan kepada UMKM.

Tak hanya itu, munculnya kebijakan The Fed untuk mempercepat laju pengurangan pembelian aset atau tapering juga akan berdampak pada kenaikan suku bunga hingga tiga kali pada 2022, yang akan turut berdampak pada laju pembiayaan UMKM.

“Perlu adanya peningkatan kesadaran industri jasa keuangan untuk meningkatkan persentase portofolio pembiayaan kepada sektor UMKM hingga 30 persen, baik melalui paket kebijakan maupun mempersiapkan basis data UMKM, yang mampu dimanfaatkan oleh lembaga jasa keuangan untuk mempermudah analisa kredit,” ujar Buchori, Jumat (4/2/2022).

Adapun, Buchori menilai tantangan lain dalam pemulihan UMKM nasional adalah terbatasnya produk-produk UMKM lokal yang berorientasi ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper