Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) tercatat bukan hanya mampu kembali ke posisi untung pada periode 2021, namun sekaligus telah melampaui kinerja sebelum pandemi Covid-19.
Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja mengungkap pihaknya berhasil membukukan laba bersih Rp102,36 miliar, atau tumbuh hampir 2 kali lipat dibanding kondisi normal alias periode 2019, dengan laba bersih ketika itu Rp51,78 miliar.
Sebagai pengingat, MUF pada tutup buku 2020 mencatatkan rugi bersih sekitar Rp12 miliar karena terdampak pandemi Covid-19. Return of Equity (ROE) ketika itu sampai tercatat minus 1,5 persen.
"Sekarang ROE kami tumbuh signifkan menjadi 18,29 persen. Perbandingan dengan 2019 sebagai kondisi normal sebelum pandemi saya kira lebih relevan dan menggambarkan pertumbuhan sebenarnya MUF. Tidak terjebak ke dalam status pertumbuhan karena low base effect 2020 masa pandemi," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (18/2/2022).
Laba ini merupakan hasil dari kenaikan total pendapatan 25,6 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp2,9 triliun, walaupun total beban juga naik 19,2 persen (yoy) ke Rp2,77 triliun.
"Pendapatan kami naik, seiring dengan pertumbuhan total piutang pembiayaan yang dikelola sebesar 34,5 persen [yoy]. Jadi pencadangan kami juga tidak turun," tambahnya.
Berdasarkan laporan keuangan induk usaha, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. alias BMRI, aset MUF pun mampu bertumbuh 19,4 persen (yoy) ke Rp6,1 triliun dari sebelumnya Rp5,11 triliun.
Sebagai informasi, seluruh perbaikan kinerja multifinance yang melayani produk pembiayaan mobil dan motor baru maupun bekas ini merupakan dampak kenaikan pembiayaan baru (booking) yang tumbuh 97 persen (yoy) ke Rp11,6 triliun.
Pasalnya, pada periode pandemi Covid-19 yang berdampak ke sepinya penjualan otomotif, MUF hanya mampu merealisasikan pembiayaan baru Rp5,8 triliun. Adapun, capaian pembiayaan terbaru ini juga tercatat telah melampaui capaian 2019 yang ketika itu sebesar Rp8,1 triliun.