Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik 27 Persen, Bank Bumi Arta (BNBA) Cetak Laba Rp44,45 Miliar di 2021

Perolehan laba Bank Bumi Arta tersebut naik 27 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp35,05 miliar pada posisi Desember 2020 menjadi Ro44,45 miliar per Desember 2021.
Bank Bumi Arta/Istimewa
Bank Bumi Arta/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp44,45 miliar sepanjang 2021.

Perolehan laba tersebut naik 27 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp35,05 miliar pada posisi Desember 2020 menjadi Ro44,45 miliar per Desember 2021.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, naiknya laba ditopang dari pendapatan bunga yang mengalami penurunan sebesar 18 yoy.

Dengan demikian, pendapatan bunga yang diperoleh Bank Bumi Arta menjadi Rp518,73 miliar pada Desember 2021, dari periode yang sama 2020 sebesar Rp633,83 miliar.

Penurunan juga terjadi pada beban bunga dari Rp346,82 miliar menjadi Rp230,07 miliar. Artinya, beban bunga emiten bersandi BNBA ini susut 34 persen yoy. Alhasil, pendapatan bunga bersih yang diperoleh tumbuh tipis, yakni 1 persen yoy, dari Rp287,0 miliar menjadi Rp288,65 miliar.

Hal yang sama juga terjadi pada kredit yang diberikan mengalami penurunan sebesar 13 persen, dari semula Rp4,57 triliun menjadi Rp3,96 triliun. Dari sana, total aset yang dimiliki Bank Bumi Arta tumbuh 13 persen yoy, dari Rp7,63 triliun menjadi Rp8,66 triliun.

Selanjutnya, dana pihak ketiga (DPK) Bank Bumi Arta tumbuh 6 persen yoy, dari semula Rp5,97 triliun menjadi Rp6,31 triliun. Kenaikan DPK berasal dari dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) berupa giro dan tabungan yang mengalami pertumbuhan sebesar 89 persen yoy, dari Rp1,03 triliun menjadi Rp1,96 triliun.

Selain itu, BNBA juga tercatat memiliki modal inti (tier 1) senilai Rp2,21 triliun per Desember 2021, atau naik 49 persen yoy dari sebelumnya Rp1,48 triliun di posisi yang sama 2020.

Dari sisi rasio kinerja, Bank Bumi Arta memiliki rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross sebesar 3,04 persen dan 2,15 persen secara net. Adapun, net interest margin (NIM) perseroan menjadi 4,32 persen dari semula 4,17 persen.

Lalu, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perseroan turun menjadi 88,45 persen dari sebelumnya 92,12 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper