Bisnis.com, JAKARTA – PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), emiten bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT), membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp75 miliar pada kuartal I/2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dimuat di laman resmi perseroan, kinerja laba Allo Bank melesat 746 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp8,86 miliar.
Adapun, pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga yang menjadi Rp103,3 miliar. Dengan demikian, pendapatan bunga Allo Bank tumbuh 88 persen yoy dari Rp979,7 miliar pada posisi Maret 2021.
Kemudian, beban bunga menyusut 30 persen yoy, dari Rp32,14 miliar menjadi Rp22,46 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih Allo Bank melesat 252 persen yoy menjadi Rp80,83 miliar, dari semula Rp22,93 miliar.
Secara ytd, emiten bersandi BBHI ini tercatat menyalurkan kredit yang tumbuh 119 persen. Kredit yang diberikan naik dari Rp2,2 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp4,81 triliun pada posisi 31 Maret 2022. Sementara itu, total aset yang dimiliki Allo Bank juga naik 103 persen ytd, dari Rp4,6 triliun pada posisi 31 Desember 2021 menjadi Rp9,4 triliun per 31 Maret 2022.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), Allo Bank juga mengalami kenaikan sebesar 31 persen ytd. Dengan demikian, DPK Allo Bank naik dari Rp2,12 triliun di posisi Desember 2021 menjadi Rp2,7 triliun per Maret 2022.
Kenaikan DPK tersebut berasal dari dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang tumbuh sebesar 21 persen ytd, dari Rp269,3 miliar per Desember 2021 menjadi Rp325,7 miliar di posisi Maret 2022.
Untuk modal inti (tier 1), emiten bank digital yang dimiliki CT Corp ini juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni sebesar 2.194 persen yoy. Tier 1 yang dimiliki Allo Bank melesat dari Rp266,61 miliar per Maret 2021 menjadi Rp6,11 triliun per Maret 2022.
Selanjutnya dari sisi rasio keuangan, NPL Allo Bank tercatat berada di level 0,24 persen (gross) dan 0,13 persen (net) pada posisi 31 Maret 2022. Sedangkan, loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 172,73 persen dari semula 50,71 persen.
Untuk net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), Allo Bank mencatatkan rasio masing-masing sebesar 3,95 persen dan 39,94 persen pada posisi 31 Maret 2022.