Bisnis.com, JAKARTA – Setidaknya terdapat 6 bank digital yang telah melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal I/2022.
Mereka di antaranya PT Bank Seabank Indonesia, PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), PT Bank Digital BCA, dan PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK).
Jika dipantau dari sisi aset, keenam bank digital di atas mampu menorehkan pertumbuhan secara tahunan (year-on-year/yoy).
Lantas, siapa yang mampu mencetak aset terbesar versi bank digital pada kuartal I/2022? Berikut Bisnis himpun bank digital berdasarkan total aset hingga Maret 2022:
1. Seabank
Secara total aset, bank digital yang memiliki pertumbuhan aset tertinggi dimiliki Seabank, yakni melesat 323 persen yoy, dari Rp3,55 triliun menjadi Rp15,03 triliun.
Pertumbuhan aset tersebut berasal dari aset keuangan lainnya yang naik 480 persen yoy menjadi Rp355,1 miliar, dari semula Rp61,24 miliar. Selain itu, Seabank juga mampu mencatatkan kredit yang diberikan melesat 451 persen yoy. Kredit Seabank naik dari semula Rp1,70 triliun pada periode Maret 2021, menjadi Rp9,37 triliun per Maret 2022.
Baca Juga
Surat berharga yang dimiliki Seabank juga menjadi salah satu pertumbuhan aset perseroan dengan kenaikan sebesar 220 persen yoy, dari Rp1,36 triliun pada Maret 2021 menjadi Rp4,36 triliun di posisi Maret 2022.
2. Bank Jago
Kemudian, aset Bank Jago tumbuh 39 persen yoy. Aset yang dimiliki emiten bersandi saham ARTO ini naik dari Rp9,24 triliun di posisi 31 Maret 2021 menjadi Rp12,82 triliun per 31 Maret 2022.
Aset tersebut didukung dari adanya pertumbuhan pada aset keuangan lainnya sebesar 789 persen yoy, dari Rp13,02 miliar menjadi Rp115,81 miliar. Penyaluran kredit Bank Jago juga menjadi pertumbuhan aset perseroan pada kuartal I/2022.
Kredit yang disalurkan Bank Jago tumbuh hingga 5 kali lipat pada kuartal I/2022, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Bank Jago telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah senilai Rp6,14 triliun pada kuartal I/2022. Artinya, kredit yang diberikan Bank Jago meningkat 376 persen yoy dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp1,29 triliun.
3. Bank Neo Commerce
Total aset yang dimiliki Bank Neo Commerce juga melesat menjadi 118 persen yoy. Aset Bank Neo Commerce melesat dari Rp5,73 triliun menjadi Rp12,52 triliun. Kenaikan tersebut berasal dari aset keuangan lainnya yang tumbuh 863 persen yoy, dari Rp41,24 miliar menjadi Rp397,29 miliar.
Kemudian, dari adanya penempatan pada BI yang mengalami kenaikan sebesar 407 persen yoy menjadi Rp1,69 triliun, dari sebelumnya Rp334,21 miliar. Adapun dari sisi penyaluran kredit, emiten bersandi saham BBYB ini mampu menyalurkan sebesar Rp4,8 triliun, naik 28 persen yoy dari Rp3,74 triliun pada periode yang sama tahun 2021.
4. Allo Bank
Lalu, ada Allo Bank yang mencatatkan total aset sebesar 137 persen yoy, dari Rp3,98 triliun menjadi Rp9,42 triliun pada kuartal I/2022. Pertumbuhan aset Allo Bank berasal dari kenaikan penempatan pada Bank Indonesia (BI) sebesar 1.801 persen yoy, dari Rp64,33 miliar menjadi Rp1,22 triliun. Lalu, dari penempatan pada bank lain juga tumbuh 1.187 persen yoy, dari Rp3,97 miliar menjadi Rp51,11 miliar.
Dari sisi penyaluran kredit, Allo Bank juga mengalami pertumbuhan sebesar 376 persen yoy, yakni dari Rp1,01 triliun. Kredit yang diberikan emiten bersandi saham BBHI ini menjadi Rp4,81 triliun pada periode yang sama tahun 2022.
5. Bank Digital BCA
Selanjutnya, Bank Digital BCA mampu mencatatkan total aset sebesar Rp6,9 triliun. Dengan demikian, total aset yang dimiliki bank digital BCA melesat 136 persen yoy, dari sebelumnya Rp2,92 triliun pada kuartal I/2021.
Aset yang dimiliki perseroan berasal dari kenaikan kredit yang diberikan, yakni menjadi Rp1,07 triliun pada kuartal I/2022, dari sebelumnya tidak mencatatkan kredit.
Selain itu, pertumbuhan aset juga didorong oleh kenaikan penempatan pada bank lain yang melesat 5.796 persen yoy, dari Rp475 juta menjadi Rp28 miliar. Adapun penempatan pada BI juga ikut naik 4.549 persen yoy menjadi Rp838,81 miliar, dari sebelumnya Rp18,04 miliar.
6. Bank Aladin Syariah
Terakhir, Bank Aladin Syariah mengalami pertumbuhan aset sebesar 7 persen yoy, dari semula Rp1,22 triliun pada 31 Maret 2021 menjadi Rp1,3 triliun pada 31 Maret 2022.
Jika dibedah, kenaikan aset Bank Aladin berasal dari aset tidak berwujud yang melesat 5.573 persen yoy, dari Rp80 juta menjadi Rp4,54 miliar pada 31 Maret 2022. Lalu, penempatan pada BI yang tumbuh 907 persen yoy menjadi Rp363,06 miliar dari semula Rp36,05 miliar.
Ada pula aset tetap dan inventaris yang juga tumbuh 299 persen yoy, dari Rp12,64 miliar menjadi Rp50,39 miliar. Sementara itu, penempatan pada bank lain mengalami penyusutan sebesar 51 persen yoy, dari Rp5,69 miliar menjadi Rp2,81 miliar.