Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sektor perbankan mendominasi aksi penawaran umum terbatas atau rights issue di pasar modal pada kuartal I/2022. Adapun, total emisi yang dibukukan sektor perbankan mencapai Rp3,04 triliun.
Berdasarkan laporan statistik pasar modal edisi minggu kelima Maret 2022, yang dirilis OJK, dikutip Sabtu (7/5/2022), total ada 7 aksi rights issue dari berbagai emiten dengan nilai emisi mencapai Rp4,50 triliun.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 3 aksi rights issue berasal dari emiten perbankan dengan nilai emisi mencapai Rp3,04 triliun. Sisanya, sebanyak 4 emiten di luar perbankan mencapai total nilai emisi rights penambahan modal sebesar Rp1,46 triliun.
PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) menjadi emiten dengan nilai emisi terbesar, yakni mencapai Rp1,12 triliun. Rights issue tersebut berlangsung pada 14 Februari 2022 dengan menerbitkan sebanyak 5,58 miliar saham.
Dalam prospektus yang dirilis Bank Ganesha, tujuan dari pelaksanaan aksi penambahan modal tersebut adalah untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka pemenuhan modal inti minimum.
Selanjutnya, di posisi kedua, ada PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) yang mencatatkan nilai emisi terbesar setelah BGTG. Rights issue AMAR berlangsung pada 3 Februari 2022 dan membukukan emisi sebesar Rp1 triliun.
Sementara itu, Bank Amar akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 Mei 2022.
Dalam rapat tersebut, Bank Amar bakal kembali melakukan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II (PMHMETD II) untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum dengan mengincar dana segar Rp2 triliun.
Terakhir, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB melaksanakan rights issue pada 21 Februari 2022. Bank BJB mencatatkan nilai emisi sebesar Rp925 miliar dengan menerbitkan sebanyak 682,65 juta saham.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan aksi korporasi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu dengan skema right issue berjalan dengan sukses dan mendapatkan atensi yang besar dari masyarakat. Aksi tersebut pun mengalami oversubscribe 100,48 persen dari pemegang saham pemerintah daerah maupun publik.