Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2022, Pembiayaan BCA Finance Tembus Rp7 Triliun

Sepanjang kuartal I/2022, BCA Finance meningkatkan pembiayaan hingga 31 persen.
Ilustrasi pengunjung melintas di samping deretan bursa mobil bekas di Jakarta, Minggu sebelum pandemi./Bisnis.com-Felix Jody Kinarwan
Ilustrasi pengunjung melintas di samping deretan bursa mobil bekas di Jakarta, Minggu sebelum pandemi./Bisnis.com-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan inflasi hingga 3,47 persen pada April 2022 secara tahunan diyakini belum akan mengganggu minat konsumen untuk melakukan pembelian kendaraan secara kredit. 

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menjelaskan kendati ada tantangan penurunan minat beli kendaraan akibat gejolak kondisi perekonomian di depan mata, seperti lonjakan inflasi dan potensi naiknya suku bunga. Namun, pengaruhnya buat industri pembiayaan tidak akan terlalu signifikan.

"Karena mayoritas debitur potensial kami itu terkait pembelian mobil umumnya sudah mereka rencanakan jauh hari, dan dananya sudah dikumpulkan. Beda lagi kalau tantangannya itu lonjakan kasus Covid-19, kalau ini terjadi, memang akan banyak yang menunda pembelian," ujarnya, Rabu (11/5/2022).

Selain itu, industri pembiayaan umumnya sudah mengantongi cuan tebal periode awal tahun, yang notabene tertolong oleh pemulihan daya beli masyarakat dan masih berlakunya diskon maksimal terkait pajak barang mewah (PPnBM) untuk beberapa jenis mobil baru. 

Masih kuatnya keinginan masyarakat itu terlihat dari kinerja BCA Finance yang mampu menaikkan kinerja  sepanjang triwulan I/2022. "Pembiayaan baru BCA Finance di kuartal I/2022 mencapai Rp7 triliun, naik 31 persen [year-on-year/yoy] ketimbang periode yang sama tahun lalu. Adapun, laba bersih sampai Maret 2022 juga naik 6,4 persen [yoy] menjadi Rp402 miliar," tambahnya.

Roni meyakini kinerja laba sepanjang tahun ini juga bisa lebih baik ketimbang tahun lalu. Pasalnya, tahun ini masih ada kelanjutan tren positif soal membaiknya kualitas debitur, sehingga komponen cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebagai salah satu penyumbang beban pun bisa ditekan secara signifikan.

Sebagai gambaran, laba bersih BCA Finance pada tutup buku 2021 mencapai Rp1,71 triliun, lebih baik hingga 39,5 persen (yoy) dari periode 2020, yang ketika itu dibukukan senilai Rp1,22 triliun. Penurunan CKPN tampak telah berperan besar dalam pertumbuhan kinerja periode ini.

Adapun, berdasarkan laporan keuangan BBCA per Maret 2022, permintaan pembiayaan kendaraan di awal tahun ini tampak mampu membawa total aset BCA Finance tembus Rp8,76 triliun. Sekadar informasi, BCA Finance masih merupakan anak usaha BBCA dengan aset terbesar ke-2 setelah PT Bank BCA Syariah.

Sebagai perbandingan, aset BCA Finance pada akhir tahun lalu senilai Rp8,37 triliun masih mengalami tren penurunan dari era pandemi alias periode 2020 senilai Rp8,53 triliun, serta masih jauh dari kondisi normal periode 2019 yang ketika itu mampu mencapai Rp10,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper