Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi sektor manufaktur yang mulai pulih setelah pandemi menjadi salah satu pertimbangan bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dalam menyalurkan kredit ke sektor tersebut.
Selain manufaktur, BRI juga membidik sejumlah korporasi di sektor kelistrikan hingga agribisnis untuk disalurkan pembiayaan pada tahun ini.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan besarnya porsi sektor manufaktur dalam portofolio kredit korporasi di BRI disebabkan karena sektor manufaktur sudah mulai menggeliat dan pulih dari dampak pandemi.
“Selain itu sektor manufaktur juga memiliki multiplier effect yang besar sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Aestika kepada Bisnis, Rabu (11/5).
Selain sektor manufaktur, kata Aestika, korporasi di sektor konstruksi, kelistrikan, gas dan air serta agribisnis masih akan tetap mendominasi penyaluran kredit korporasi BRI pada tahun ini.
Adapun untuk korporasi di sektor kelapa sawit, perhotelan dan logam, kata Aestika, saat ini masih dalam pemantauan BRI.
Baca Juga
Sekadar informasi merujuk pada presentasi korporasi BRI, dari total kredit korporasi sebesar Rp177,6 triliun, diketahui sebanyak 23,9 persen (Rp42,44 triliun) disalurkan ke segmen industri manufaktur.
Kemudian sektor kelistrikan, gas dan air berkontribusi sebesar 18,8 persen (Rp33,3 triliun) terhadap total kredit yang telah disalurkan BRI di segmen korporasi sepanjang kuartal I/2022. Adapun urutan ketiga ditempati oleh sektor agribisnis dengan porsi 11,6 persen (Rp20,6 triliun) dari total kredit.
Kredit korporasi berkontribusi sebesar 18,2 persen dari total kredit yang disalurkan BRI pada 3 bulan pertama 2022.
Aestika menuturkan meskipun bukan core business BRI, kredit korporasi akan terus didorong untuk tetap tumbuh. “Namun pertumbuhannya tidak setinggi kredit UMKM,” kata Aestika.
Dia mengatakan pada 2025, BRI memiliki visi untuk meningkatkan porsi komposisi kredit UMKM mencapai 85 persen, sementara porsi kredit korporasi maksimal berada di kisaran 15%. Adapun saat ini komposisi kredit UMKM BRI mencapai 83,95 persen dibanding total kredit BRI.
Terdapat tiga strategi utama dalam pengembangan bisnis korporasi BRI, yakni pertumbuhan selektif dan meningkatkan kualitas aset, mendorong transaksi (fee based income) dan dana murah.
“Serta mengoptimalkan korporasi yang memiliki rantai pasok / trickle down business yang dapat mendorong segmen UMKM,” kata Aestika