Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) mencatatkan pembiayaan Rp6,3 triliun dalam lima bulan pertama 2022 ini didorong segmen mobil baru dan bekas.
Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja mengungkap momentum Ramadhan dan Lebaran 2022 telah mendongkrak pembiayaan bulanan pada April dan Mei masing-masing di kisaran Rp1,6 triliun dan Rp1 triliun.
"Mei ada penurunan seiring dengan kondisi hari kerja efektif yang lebih sedikit, libur lebaran cukup panjang. Juga terkait tren siklus industri pembiayaan setelah puasa dan lebaran, di mana biasanya terjadi penurunan kebutuhan akan kendaraan bermotor. Tapi secara umum masih dalam tren positif," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (1/6/2022).
Tren pembiayaan bulanan ini melanjutkan kinerja pembiayaan MUF periode kuartal I/2022 dengan realisasi sebesar Rp3,7 triliun. Artinya, realisasi pembiayaan MUF sepanjang 5 bulan periode berjalan telah menembus kisaran Rp6,3 triliun.
Sebagai perbandingan, tahun lalu MUF mencetak rekor penyaluran pembiayaan sejak berdiri, yaitu Rp11,6 triliun alias rata-rata Rp960 miliar per bulan. Nominal ini bahkan tercatat tumbuh sampai 97 persen year-on-year (yoy) ketimbang periode pandemi, yaitu senilai Rp5,8 triliun.
Oleh sebab itu, Stanley melihat kinerja pembiayaan bulanan selama periode berjalan ini terbilang baik, di tengah begitu banyak tantangan yang sedikit mengganjal kinerja industri sektor otomotif, terutama di segmen mobil baru.
"Misalnya, kondisi diskon PPnBM yang bertahap turun, ditambah dengan kenaikan bahan bakar Pertamax, prediksinya menekan daya beli masyarakat dan berpengaruh ke kinerja market otomotif mulai bulan Mei atau Juni 2022," tambahnya.
Direktur Operasi MUF Rita Mustika sempat mengungkap bahwa memperbesar penetrasi ke pasar mobil baru dan bekas secara bersamaan merupakan strategi utama yang membawa pembiayaan bulanan MUF moncer.
Oleh sebab itu, leasing anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk alias BMRI ini optimistis mampu membidik pembiayaan baru mencapai Rp12,3 triliun, dengan porsi 55 persen untuk kendaraan baru dan 45 persen untuk kendaraan bekas.
"Secara umum, porsi pembiayaan MUF dari dealer mobil baru yang paling tinggi. Tapi ketika ada fenomena produksi terbatas akibat pandemi dan kelangkaan chip, pembiayaan masuk jadi tertunda karena inden. Tak jarang konsumen mulai minat melihat-lihat stok di dealer mobil bekas mitra kami. Jadi ketika mobil baru turun, MUF ada segmen mobil bekas dan multiguna yang bisa tetap mengimbangi," jelasnya ketika ditemui Bisnis beberapa waktu lalu.