Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) targetkan menerima pengalihan sisa liabilitas dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero) senilai Rp6,4 triliun pada Juni 2022.
Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG) Robertus Billitea memaparkan bahwa pada 2021, aset Jiwasraya yang sudah dialihkan ke IFG Life mencapai Rp1,5 triliun dan liabilitas mencapai Rp20,8 triliun, sedangkan jumlah polis mencapai 156.216 polis.
Sementara itu, sampai dengan april 2022, aset yang sudah dialihkan IFG Life mencapai Rp4,5 triliun dan liabilitas mencapai Rp21,9 triliun. Jumlah polis yang telah ditransfer sebanyak 156.266 polis. Terdapat sisa portofolio yang belum dialihkan terdiri atas aset Rp7,4 triliun, liabilitas Rp15,9 triliun, dan jumlah polis 167.239 polis.
"Ada sisa portofolio yang akan kami alihkan dalam waktu dekat ini itu sekitar Rp6,4 triliun. Karena ini perusahaan asuransi tua, ada polis ritel kecil-kecil yang harus diverifikasi. Kami sudah hubungi Jiwasraya dan pemegang polis. Sampai saat ini pencarian alamat dan data mereka terus diintensifkan, kalau sudah dapat respon pemegang polis sudah diverifikasi data-datanya akan dialihkan ke IFG Life," ujar Robertus dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (16/6/2022).
Untuk dapat menerima pengalihan sisa portofolio dari Jiwasraya tersebut, Robertus menuturkan, holding akan kembali meningkatkan permodalan IFG Life senilai Rp6,7 triliun.
Dana Rp6,7 triliun berasal dari fundraising yang dihimpun dari pinjaman sindikasi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) itu telah dikantongi IFG. Perizinan untuk penambahan modal IFG Life yang berasal dari pinjaman juga telah diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Baca Juga
"Funding sudah tersedia dan izin OJK sudah kami peroleh. Mudah-mudahan 1-2 minggu ke depan kami bisa tingkatkan modalnya ke IFG Life. Kemudian, kami pindahkan lagi portofolio yang sudah setuju restrukturisasi ke IFG Life lagi," katanya.
Sebelumnya, untuk bisa menerima pengalihan portofolio Jiwasraya hasil restrukturisasi, IFG Life telah mendapatkan suntikan modal yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp20 triliun.
