Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Sisa Obligasi Bernilai Jumbo, Adira Finance (ADMF) Justru Setop Penerbitan

Adira Finance (ADMF) menghentikan sisa penerbitan Obligasi Berkelanjutan V yang masih mencapai Rp4,7 triliun, juga Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV yang masih tersisa Rp300 miliar. Ada apa?
Adira Finance (ADMF) menghentikan sisa penerbitan obligasi. /Bisnis-Endang Muchtar
Adira Finance (ADMF) menghentikan sisa penerbitan obligasi. /Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pembiayaan atau multifinance PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) memutuskan menghentikan penerbitan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi dan sukuk besutannya, kendati sisa penerbitan terbilang jumbo.

Sebagai informasi, keputusan Adira Finance menghentikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan V dengan limit Rp9 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV dengan limit Rp1 triliun terungkap dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan pada Senin (20/6/2022).

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance yang sekaligus tengah menjalani proses penilaian OJK sebagai Direktur Utama Adira Finance, menjelaskan bahwa salah satu alasan menghentikan penerbitan, karena jangka waktu PUB tinggal sebentar lagi.

"ADMF tidak melakukan penerbitan atas sisa penawaran umum Obligasi Berkelanjutan V dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV Adira Finance yang jatuh tempo pada 30 Juni 2022, serta beberapa pertimbangan lain," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Senin (20/6/2022).

Terkini, Obligasi Berkelanjutan V ADMF telah terealisasi Rp1,3 triliun pada Tahap I tahun 2020, kemudian Tahap II tahun 2021 senilai Rp1,3 triliun, dan Rp1,7 triliun pada Tahap III tahun 2022. Alhasil, sisa penerbitan Obligasi Berkelanjutan V ADMF masih mencapai Rp4,7 triliun.

Sementara itu, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV ADMF telah terealisasi Rp200 miliar pada Tahap I tahun 2020, kemudian Rp200 miliar pada Tahap II tahun 2021, dan Rp300 miliar pada Tahap III tahun 2022. Alhasil, sisa penerbitan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV ADMF senilai Rp300 miliar.

"Pertimbangan lainnya, di antaranya likuiditas kami masih cukup kuat, selain itu juga ada penyesuaian kebutuhan sumber pendanaan terhadap target pertumbuhan pembiayaan," tambahnya.

Berdasarkan keterangan ADMF, keputusan ini tidak memiliki dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha.

Made pun membenarkan bahwa salah satu alasan tidak menerbitkan sisa PUB obligasi dan sukuk tersebut karena kondisi pasar surat utang korporasi yang saat ini sedang kurang kondusif.

Oleh sebab itu, Made mengungkap pihaknya masih belum mempertimbangkan strategi meraup pendanaan dari surat utang pada semester II/2022.

"Keputusan ini mempertimbangkan kondisi pasar keuangan saat ini, khususnya obligasi dan sukuk korporasi mata uang rupiah. Terkait dengan penerbitan PUB baru, kami masih akan melihat kondisi pasar obligasi dan sukuk korporasi ke depan," tutupnya.

Adira Finance terbilang memiliki likuiditas yang cukup karena mendapat dukungan pinjaman dari induk usaha, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) yang notabene juga bagian Grup MUFG.

Secara umum, pembiayaan yang disalurkan ADMF setiap tahun 44 persen ditopang sumber dana dari fasilitas pembiayaan bersama Bank Danamon. Sisanya terbagi 55 persen berasal dari pinjaman bank dalam atau luar negeri dan 45 persen dari penerbitan obligasi dan sukuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper