Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI membukukan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp104,5 triliun sampai dengan Mei 2022. Mayoritas penyaluran itu didominasi oleh sektor produktif sebesar 57,38 persen.
Sekretaris perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, mengatakan realisasi KUR diserap oleh 2,7 juta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Adapun, nilai kredit ini mencapai 41,12 persen dari total target yang diberikan pemerintah, yakni Rp254,1 triliun.
Aestika menyatakan bahwa emiten bank berkode saham BBRI ini optimistis dapat menyalurkan KUR sesuai target pemerintah. Untuk mencapai hal itu, BRI akan berfokus pada pertumbuhan yang selektif, selaras dengan penyaluran kredit perseroan secara umum.
“Selain itu, BRI akan memanfaatkan hyperlocal ecosystem dengan fokus pada ekosistem desa, pasar kelompok usaha dan komoditas tertentu. BRI juga terus melakukan pemberdayaan melalui digitalisasi, yakni dengan platform PARI, Localoka dan pasar.id,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (21/6/2022).
Aestika menuturkan bahwa untuk menjaga kualitas KUR yang disalurkan, BBRI akan membuat sektor-sektor prioritas dalam penyaluran kredit usaha tersebut. Semisal, menyalurkan KUR ke sektor perdagangan dan pertanian.
Selain itu, BRI juga akan terus memperkuat penggunaan data analitik untuk memperkuat proses kredit underwriting, serta meningkatkan tingkat kesuksesan restrukturisasi.
“Hal tersebut berdampak positif terhadap kualitas KUR yang disalurkan, di mana hingga Mei 2022 rasio kredit bermasalah [NPL] KUR BRI tercatat di kisaran 1,4 persen,” pungkasnya.
Sementara itu, lanjutnya, salah satu tantangan dalam penyaluran KUR adalah biaya operasional yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan tingginya kebutuhan daya, khususnya sumber daya manusia (SDM) dalam penyaluran KUR.
“Oleh karenanya saat ini BRI tengah melakukan peralihan bisnis model dari konvensional menjadi digital, sehingga hal tersebut akan menciptakan efisiensi,” kata Aestika.
Sebagai catatan, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mencatat bahwa hingga Mei 2022, KUR telah diserap oleh 3,18 juta debitur dengan nilai mencapai Rp147,7 triliun. Jumlah ini setara dengan 39,6 persen target yang ditetapkan sebesar Rp373 triliun pada tahun ini.