Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) akan kembali menggelar aksi penambahan modal melalui skema rights issue dengan dana segar yang dibidik senilai Rp5 triliun. Adapun, nilai itu melebihi dari ketentuan modal inti minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu Rp3 triliun hingga akhir 2022.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengungkapkan perseroan tidak hanya sekadar mengejar modal inti yang ditetapkan otoritas, melainkan juga memiliki target berupa capital plan yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Bank Neo Commerce.
Tjandra membeberkan sekitar 60-70 persen dana dari hasil rights issue akan dialokasikan untuk kebutuhan operasional, termasuk di dalamnya berupa investasi dari sisi teknologi. Adapun, sekitar 10-15 persen akan ditahan terlebih dahulu.
“Kami mengalokasikan 60-70 persen [dari hasil rights issue] karena kami termasuk bank yang rajin meng-update fitur. Dengan 18 juta pengguna, kemampuan kami sudah kami upgrade sampai bisa mengakomodir 100 juta pengguna. Kita upgrade capacity dari server sampai 100 juta user, itu investasi,” ungkap Tjandra di Jakarta, Rabu (22/6/2022).
Di samping itu, Bank Neo Commerce juga terus melakukan upgrade pada fitur-fitur yang sudah tertanam di aplikasi neobank, baik dengan menambahkan hingga memperbaiki fitur-fitur aplikasi perseroan.
Tjandra menyampaikan rencananya, rights issue BBYB akan dilaksanakan di antara kuartal III atau IV di tahun ini, dari yang seharusnya dihelat pada kuartal II/2022.
Dia menjelaskan terdapat sejumlah pertimbangan rights issue tersebut ditunda. Pertama, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia pasca libur Lebaran. Kedua, perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan. Ketiga, kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga.
“Jadi kami akhirnya mempertimbangkan kita mundur ke kuartal III-IV dengan target 5 triliun. Hopefully, trading session-nya di September atau awal Oktober,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi pada Selasa (14/6/2022) malam, BBYB menyampaikan akan melakukan rights issue maksimal sebanyak 5 miliar saham baru dan private placement sebanyak 942,17 juta saham atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Manajemen menyampaikan dana rights issue tersebut akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja dalam rangka pengembangan usaha. Adapun, dana private placement akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka pengembangan usaha Bank Neo Commerce.
“Dengan dilakukannya PMHMETD VI, perseroan akan mendapatkan tambahan modal disetor yang akan digunakan untuk modal kerja, sehingga dapat mengembangkan kegiatan usaha dan akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha perseroan,” tulis manajemen.
Selanjutnya, Bank Neo Commerce akan meminta persetujuan kepada para pemegang saham atas aksi tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 21 Juli 2022.