Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RBC Menyusut, Marein Belum Berencana Tambah Modal

Rasio permodalan atau risk based capital (RBC) PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) atau Marein sepanjang tahun lalu menyusut akibat dampak pandemi Covid-19.
(ki-ka) Direktur Kepatuhan Marein Tamara Arista Salim, Direktur Marein Fanra Budiman Arief, Presiden Direktur Yanto Jayadi Wibisono, Direktur Marein Trinita Situmeang, dan Direktur Keuangan Marein A. Dwi Ana Nurhandayani di Public Expose Marein Tahun 2022, Kamis (23/6/2022)/Denis Riantiza M
(ki-ka) Direktur Kepatuhan Marein Tamara Arista Salim, Direktur Marein Fanra Budiman Arief, Presiden Direktur Yanto Jayadi Wibisono, Direktur Marein Trinita Situmeang, dan Direktur Keuangan Marein A. Dwi Ana Nurhandayani di Public Expose Marein Tahun 2022, Kamis (23/6/2022)/Denis Riantiza M

Bisnis.com, JAKARTA--Rasio permodalan atau risk based capital (RBC) PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) atau Marein sepanjang tahun lalu menyusut akibat dampak pandemi Covid-19.

Sampai dengan akhir tahun lalu, RBC konvensional peseroan berada di level 239 persen. Angka tersebut menurun dari posisi di 2020 yang mencapai 358,5 persen.

Meski mengalami penurunan, Presiden Direktur Marein Yanto Jayadi Wibisono mengatakan, RBC perseroan tersebut masih jauh di atas ketentuan minimum yang dipersyaratkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120 persen.

"Kami bersyukur Marein sebelum ada pandemi memang risk appetite, risk management cukup solid. Oleh karena itu, pandemi ini membuat RBC tergerus sekitar 100 persen. Tapi closing Desember itu masih cukup lumayan jauh dari batas RBC 120 persen," ujar Yanto dalam Public Expose Marein Tahun 2022, Kamis (23/6/2022).

Adapun, sepanjang 2021, ekuitas perseroan tergerus sebesar 21,2 persen, yakni dari Rp1,75 triliun di 2020 menjadi Rp1,38 triliun di 2021.

Meski permodalan menyusut, perseroan pada tahun ini belum memiliki rencana untuk melakukan penambahan modal.

"Kami belum ada rencana peningkatan modal, kami perusahaan terbuka juga akan melihat situasi jika waktunya tepat, tadi kan ada inflasi, pandemi," tutur Yanto.

Dia pun optimistis perseroan dapat mengelola RBC tetap di atas 200 persen melalui perolehan laba ditahan di 2022.

Seiring membaiknya kondisi pandemi, perseroan optimistis dapat membukukan peningkatan laba bersih sekitar 110 persen year-on-year di 2022, setelah membukukan rugi bersih senilai Rp291 miliar di 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper