Bisnis.com, JAKARTA — PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. atau Marein (MREI) mencatatkan pertumbuhan premi pada semester I/2021. Laba perseroan mengalami koreksi dan diproyeksikan dapat tumbuh seiring stabilnya bisnis asuransi.
Presiden Direktur Marein Yanto Jayadi Wibisono menjelaskan bahwa pada semester I/2021, pihaknya memperoleh premi Rp999,7 miliar. Jumlah itu tumbuh 3,64 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp964,64 miliar.
Pada semester I/2021, MREI membayarkan klaim Rp809,09 miliar atau naik 9,2 persen (yoy) dari sebelumnya Rp740,6 miliar. Nilai klaim itu memengaruhi catatan beban underwriting perseroan, sehingga pada semester I/2021 Marein mencatatkan hasil underwriting negatif Rp9,01 miliar atau berbalik dari semester I/2020 yang positif Rp43,5 miliar.
Pada paruh pertama tahun ini, MREI mencatatkan laba Rp25,06 miliar atau terkoreksi 35,6 persen (yoy) dari sebelumnya Rp38,9 miliar. Adapun, perseroan mencatatkan aset pada semester I/2021 senilai Rp4,38 triliun atau tumbuh 4,24 persen dari Desember 2020 senilai Rp4,2 triliun.
Yanto menjelaskan bahwa perolehan premi pada paruh pertama tahun ini ditopang oleh pertumbuhan dari asuransi umum. Di sisi lain, perolehan premi dari industri asuransi jiwa cenderung sama dengan tahun sebelumnya.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 7,07 persen pada semester I/2021 turut membawa angin segar bagi kinerja MREI. Pihaknya optimistis bahwa kinerja perseroan akan tumbuh lebih optimal seiring membaiknya kondisi perekonomian.
"Terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I/2021 telah ikut mendorong pertumbuhan kinerja industri secara keseluruhan, meskipun masih terbatas, termasuk didalamnya juga Marein," ujar Yanto kepada Bisnis, Selasa (24/8/2021).
Dia menjelaskan bahwa untuk menjaga kinerja pada semester II/2021, pihaknya akan terus melakukan komunikasi aktif dengan perusahaan-perusahaan asuransi dalam negeri dan perusahaan retro luar negeri. Dinamika pandemi Covid-19 di berbagai negara membuat perusahaan reasuransi harus menyusun strategi yang tepat dan matang.
"Termasuk melakukan analisa terhadap risiko di tengah situasi pandemi covid 19 yang sangat dinamis. Implementasi dan perkembangan vaksin serta mutasi virus Covid-19 membuat kita semua harus siap terhadap segala perubahan," ujarnya.