Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah para bankir menyatakan suku bunga kredit di perbankan Tanah Air masih mengalami tren menurun.
Diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat suku bunga perbankan terus mengalami penurunan, sejalan dengan tren menurunnya risiko kredit. Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 52 bps (basis poin) pada Mei 2022.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB menyampaikan suku bunga acuan dan risiko kredit cenderung membaik mengikuti kondisi pasar.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan dalam satu tahun terakhir, baik suku bunga kredit maupun dana perseroan terlihat mengalami penurunan. Sementara dari sisi kredit, dia menyatakan suku bunga dasar kredit (SBDK) Bank BJB mengalami penurunan di seluruh segmen kredit.
“Penurunan SBDK mulai dari 25 bps sampai dengan 85 bps, tergantung segmen kreditnya,” ujar Yuddy kepada Bisnis, Minggu (26/6/2022).
Adapun dari sisi dana likuiditas, Yuddy menyatakan perseroan masih dalam kondisi sangat ample. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) per April 2022 tumbuh 10,45 persen.
Baca Juga
“Kami pun masih melihat pertumbuhan double digit untuk dana pihak ketiga sampai dengan Mei 2022,” tambahnya.
Meski demikian, Yuddy menuturkan biaya dana masih terjaga dengan baik pada level 2,94 persen. Itu jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu, yakni sebesar 3,9 persen.
Senada, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Lani Darmawan mengatakan penurunan suku bunga kredit perseroan terjadi dalam dua tahun terakhir.
“Situasi yang sama terjadi di CIMB Niaga. Dalam 2 tahun terakhir, bunga kredit telah turun lebih dari 150 bps,” kata Lani.
Dari sisi instrumen simpanan deposito, Lani mengungkapkan bahwa tidak terlalu banyak menarik minat nasabah. Kendati demikian, CIMB Niaga memiliki dana murah (current account saving account/CASA) yang berasal dari tabungan dan giro tetap tumbuh double digits.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan per Mei 2022, dana murah Bank CIMB Niaga tercatat mengalami peningkatan sebesar 14 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Nilai itu naik dari 134,1 triliun menjadi Rp152,6 triliun.
Apabila dirinci, giro yang dimiliki CIMB Niaga naik 17 persen secara tahunan dari Rp64,28 triliun menjadi Rp75,41 triliun. Sedangkan untuk tabungan naik 11 persen secara tahunan menjadi Rp77,18 triliun, dari sebelumnya Rp69,81 triliun pada Mei 2021.