Namun, penyaluran KKB mengalami pertumbuhan hingga Maret 2022, yakni sebesar 1,8 persen secara tahunan dari Rp101,73 triliun menjadi Rp103,58 triliun.
Secara keseluruhan, menurut Amin, prospek penyaluran kredit kendaraan bermotor di semester II/2022 akan ada peningkatan meskipun tidak signifikan dibandingkan penyaluran KKB di semester I/2022.
Sementara itu, Huda mengatakan penyaluran KKB mengalami kenaikan yang cukup signifikan yang disebabkan salah satunya ada insentif pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk beberapa jenis mobil.
Menurut Huda, dengan biaya pajak yang semakin murah, maka ada kenaikan permintaan KKB yang cukup positif. Namun, lanjut Huda, masalahnya adalah insentif tersebut berakhir pada Maret 2022.
Sebagaimana diketahui, PPnBM merupakan program relaksasi dari pemerintah yang dilakukan secara tappering off. Relaksasi ini dimulai pada 31 Maret 2021 dan sudah berakhir pada 31 Maret 2022.
“Maka dari itu, saya prediksi pertumbuhan KKB [di semester II/2022] akan melandai seiring dengan hilangnya insentif. Walaupun ada faktor pemulihan ekonomi, tapi saya rasa daya dorongnya tidak sekuat insentif pemerintah,” ujarnya.