Irwan Tri Nugroho, Ketua UNS Fintech Center menjelaskan dengan masifnya teknologi sangat memiliki pengaruh pada sektor keuangan.
Menurutnya, hal ini didorong berbagai macam penetrasi internet dan smartphone. Dengan munculnya teknologi terapan yang mendukung dalam aplikasi teknologi di sektor jasa keuangan, sehingga munculah masifnya jasa keuangan yang berbasis teknologi.
“Adapun yang bermain di dalam basis teknologi saat ini adalah perbankan, yang mana sudah mulai melakukan transformasi digital. Selain itu, adapula perusahaan-perusahaan fintech start-up dan juga Bigtech in Finance seperti GoJek yang memiliki Go-Pay,” ujarnya.
Menurutnya, sisi baik fintech adalah meningkatkan inklusi keuangan karena memiliki kemampuan untuk menjangkau orang-orang yang mungkin berada di remote area dan lain sebagainya.
Aktivis tuli dan Peneliti Adhi Kusumo Nugroho menjelaskan bagaimana akses tuli bisa mendapatkan sumber daya keuangan umumnya adalah bekerja pada sektor informal, contohnya yang berfokus pada bidang vokasional dan UMKM.
“Dalam pekerjaan formal dari segi jumlah masih sangat sedikit, karena dasarnya memang sebagian besar masyarakat tuli banyak dari lulusan Sekolah Luar Biasa [SLB] sehingga dari kurikulum pun sudah berbeda,” jelasnya.
Baca Juga
Dia menambahkan tantangan tuli mengakses keuangan saat ini dinilai jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok lain. Adapun tantangan lainnya adalah minimnya akses yang ramah bagi tuli di sektor keuangan dan keterbatasan akses, sehingga tidak memiliki pilihan mengejar kehidupan yang ideal.
Dia berharap ke depannya perlu dipertimbangkan membangun pendidikan yang dapat mengembangkan potensi tuli sehingga dapat bersaing di dunia kerja atau bisnis, menggandeng lembaga, institusi, komunitas, organisasi, disabilitas terutama tuli, menciptakan ekosistem yang aksesibel dan inklusif, serta lokakarya dan program keuangan khusus bagi masyarakat tuli.