Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Amar (AMAR) Pastikan Tolaram Jadi Standby Buyer

“Kami percaya untuk pemenuhan modal inti Rp3 triliun pada akhir 2022 akan kami penuhi tahun ini.”
Warga beraktivitas dengan latar logo PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) di Jakarta, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga beraktivitas dengan latar logo PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) di Jakarta, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk. menyampaikan pemegang saham pengendali, Tolaram Group, akan menjadi standby buyer dalam aksi korporasi rights issue yang dilakukan perseroan. Saat ini proses rights sedang berjalan. Ketika sudah mendapat pernyataan efektif, Bank Amar akan segera melakukan keterbukaan informasi.

Untuk diketahui, standby buyer, adalah investor yang siap membeli saham baru yang tidak terjual. Standby buyer bisa berasal dari pemegang saham lama ataupun investor lain.

Adapuni Tolaram Group Inc memegang 66,29% persen saham Bank Amar. Sementara itu Investree Singapore Pte Ltd memiliki 10,91 persen dan publik memiliki 22,9 persen saham Bank Amar. Investree dikabarkan akan memiliki 18,4 persen saham Bank Amar. Tambahan 7,5 persen lagi, kata David, sedang dalam proses.

“Proses Rights issue sedang berjalan dan komitmen dari investor kami terutama pemegang saham pengendali yaitu Tolaram Group, mereka berkomitmen untuk menjadi standby buyer atas proses rights issue ini,” kata Executive Vice President Finance Amar Bank David Wirawan dalam konferensi virtual, Rabu (27/7/2022).

David menjelaskan proses rights issue senilai Rp1 triliun masih berjalan. Perusahaan masih menunggu pernyataan efektif. Proses rights issue masih berjalan sesuai dengan jalurnya.

“Kami percaya untuk pemenuhan modal inti Rp3 triliun pada akhir 2022 akan kami penuhi tahun ini,” kata David.

David menjelaskan selain untuk permodalan, dana rights issue akan digunakan untuk penyaluran kredit ke ritel, UMKM, dan korporasi.

Hingga semester I/2022 perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp2,35 triliun, tumbuh 33,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu total simpanan sebesar Rp1,92 triliun, turun 29,3 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper