Bank - Bos CIMB Niaga (BNGA) dan Bank Panin (PNBN) Optimistis Kredit Korporasi Kokoh di Tengah Inflasi
Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan memprediksi kredit korporasi akan tumbuh di tengah kondisi global yang memanas dan inflasi di dalam negeri. Peperangan antara Ukraina dan Rusia telah berlangsung lebih dari 5 bulan, di sisi lain inflasi di dalam negeri saat ini mencapai 4,5 persen.
Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan prospek kredit, termasuk kredit korporasi, masih cukup baik hingga akhir tahun. Meski demikian, perusahaan tetap mewaspadai dengan potensi kenaikan suku bunga.
“Namun secara overall, Indonesia masih sangat potensial dan juga kami melihat dari berbagai indikator seperti consumer confidence index, retail sales index yang positif dan inflasi terkendali,” kata Lani kepada Bisnis, Kamis (28/7).
Kemudian untuk menjaga pertumbuhan di tengah kondisi ini, kata Lani, dari sisi kredit CIMB Niaga tetap fokus di segmen ritel lewat kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
CIMB Niaga lanjutnya juga akan membidik sektor UMKM yang saat ini tumbuh baik dan sehat.
Baca Juga
“Juga segmen korporasi tumbuh positif memanfaatkan harga komoditas yang menguntungkan Indonesia,” kata Lani.
CIMB Niaga memperoleh laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp3,3 triliun pada semester I/2022, naik sebesar 17,8 persen year-on-year/yoy. Pertumbuhan tersebut didorong oleh berbagai faktor, salah satunya penyaluran pembiayaan yang kuat.
Jumlah kredit yang disalurkan perseroan pada kuartal II/2022 sebesar Rp189,7 triliun. Kredit Corporate Banking dan Consumer Banking menjadi pendorong utama pertumbuhan tersebut. Masing-masing tumbuh 15,5 persen yoy dan 13,8 persen yoy.
Sementara itu kredit pemilikan rumah (KPR) bertumbuh sebesar 8,5 persen yoy, sementara kredit pemilikan mobil (KPM) meningkat sebesar 51,7 persen yoy, termasuk kontribusi dari anak perusahaan, PT CIMB Niaga Auto Finance.
Pada 2022i CIMB Niaga menargetkan kredit perusahaan dapat tumbuh 7 persen - 10 persen, seiring dengan pemulihan ekonomi. Hingga pertengahan tahun, CIMB Niaga tidak berencana untuk merevisi target tersebut kendati kondisi ekonomi global sedang tidak stabil.
“Kami tidak berencana mengubah rencana bisnis bank (RBB),” kata Lani.
Senada, Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk. Herwidayatmo mengatakan hingga saat ini perusahaan juga tidak ada rencana untuk merevisi RBB ditengah risiko perlambatan ekonomi karena kondisi global dan inflasi dalam negeri.
RBB yang ditetapkan Bank Panin telah mempertimbangkan kondisi yang penuh tantangan ini. Bank Panin memasang target yang cukup konservatif pada 2022.
“Hingga saat ini Bank Panin tidak ada rencana untuk melakukan revisi RBB,” kata
Herwidayatmo mengharapkan kredit korporasi akan menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan kredit perbankan. Akan tetapi mengingat kondisi pandemi yang masih sulit diprediksi maka Bank Panin akan lebih selektif dan berhati-hati, sehingga pertumbuhan tidak akan terlalu signifikan.
“Pertumbuhan kredit akan lebih difokuskan pada segmen komersial dan konsumer yang telah terbukti tumbuh pada Semester I/2022,” kata Herwidayatmo.
Sekadar informasi, Bank Panin mencatat laba bersih sebesar Rp1,60 triliun pada semester I/2022, meningkat 10,45 persen dibanding dengan periode yang sama 2021. Peningkatan tersebut didorong oleh keberhasilan PNBN dalam menjaga pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan menekan beban bunga.
Pada kuartal II/2022 pendapatan bunga bersih yang dibukukan perusahaan sebesar Rp5,04 triliun, atau naik 3,85 persen (year-on-year/yoy). Sejalan dengan itu beban bunga berhasil dipangkas sebesar 31,33 persen yoy menjadi Rp1,84 triliun, dari Rp2,68 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Total kredit yang diberikan sebesar Rp131,51 triliun, naik 5,34 persen dari posisi Desember 2021 sebesar Rp124,84 triliun. Peningkatan kredit tersebut terutama pada segmen Retail, sejalan dengan meningkatnya permintaan kredit pemilikan rumah (KPR).