Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba BBCA Naik 24,9 Persen, Ini Rekomendasi Mirae Asset Sekuritas

Mirae Asset Sekuritas menurunkan rekomendasi saham BCA menjadi trading buy dengan target harga sebesar Rp8.550 per saham.
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pekerja membersihkan dinding kantor Bank Central Asia (BCA) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (16/6/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas menurunkan rekomendasi saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi trading buy dengan target harga sebesar Rp8.550 per saham.

“Kami memiliki pandangan positif secara keseluruhan tentang BBCA. Namun, karena reli harga saham baru-baru ini, kami menurunkan rekomendasi beli kami menjadi trading buy dengan target harga yang tidak berubah sebesar Rp8.550,” ujar Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo dalam riset dikutip Sabtu (30/7).

Handiman mengatakan meski berada di persimpangan ketidakpastian ekonomi domestik dan global, BBCA dipercaya mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja di semester II/2022.

Menurutnya, kinerja BBCA ke depan akan didorong oleh likuiditas yang melimpah, kemampuan pinjaman atau pendanaan yang kuat, dan manajemen kualitas aset secara hati-hati. Adapun, risiko utama adalah memburuknya kualitas aset, inflasi tinggi, dan volatilitas valas.

BCA dan entitas anak sepanjang semester I/2022 tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp18,0 triliun atau tumbuh 24,9 persen year-on-year (yoy).

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers, mengatakan bahwa pertumbuhan laba didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 5,3 persen secara tahunan menjadi Rp29,8 triliun.

Sementara itu, pendapatan selain bunga tumbuh 8,9 persen yoy menjadi Rp11,1 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,0 persen. Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp40,9 triliun atau naik 6,3 persen yoy.

“Seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp2,8 triliun dibandingkan tahun lalu. Didukung oleh pencapaian-pencapaian positif tersebut, laba bersih BCA naik 24,9 persen yoy menjadi Rp18,0 triliun,” kata Jahja

Adapun, peningkatan total kredit sebesar 13,8 persen yoy, didukung oleh kenaikan berbagai aktivitas bisnis sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas. Total kredit di kuartal II/2022 meningkat Rp38,2 triliun dibandingkan kuartal sebelumnya.

Di sisi pendanaan, dana murah atau current account saving account (CASA) naik 17,3 persen yoy mencapai Rp817,8 triliun per Juni 2022. Capaian tersebut berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga atau DPK.

“Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama pencapaian dana pihak ketiga, untuk pertama kali, menyentuh milestone Rp1.000 triliun,” kata Jahja.

Per Juni 2022, total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12,9 persen yoy menjadi Rp1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 11,9 persen yoy menjadi Rp1.264,5 triliun.

Jahja menyampaikan solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Per semester I/2022, total volume transaksi naik 40 persen yoy mencapai 10 miliar transaksi, yang mayoritas berasal dari mobile banking.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper