Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Hino Finance Indonesia mengumumkan akan menggelar masa penawaran umum Obligasi I Hino Finance Indonesia Tahun 2022 pada esok hari, Selasa (2/8/2022) sampai Kamis (4/8/2022).
Berdasarkan informasi tambahan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Senin (1/8/2022), obligasi ini akan menghimpun dana dengan jumlah pokok senilai Rp700 miliar. Penerbitan akan dilakukan dalam dua seri.
Seri A dengan jumlah pokok Rp175 miliar, memiliki tingkat bunga tetap 4,5 persen per tahun dan berjangka waktu 370 hari kalender. Sementara, Seri B dengan jumlah pokok Rp525 miliar memiliki tingkat bunga tetap 7 persen dan berjangka waktu 3 tahun.
Sebagai perbandingan, pada masa penawaran awal 11-19 Juli 2022 lalu, tingkat bunga Seri A ditawarkan di kisaran 4,00 persen sampai 4,75 persen, sedangkan untuk seri B berkisar 5,75 persen sampai 6,75 persen.
Tanggal penjatahan obligasi diperkirakan terlaksana pada 5 Agustus 2022, kemudian distribusi secara elektronik atau tanggal emosi pada 9 Agustus 2022 dilanjutkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 10 Agustus 2022. Pembayaran kupon perdana akan berlangsung 9 November 2022 untuk kedua seri.
Dalam rangka penerbitan obligasi, Hino Finance telah melakukan pemeringkatan, di mana Fitch Ratings mengganjar leasing terafiliasi PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) ini di AAA(idn) alias Triple A.
Baca Juga
Adapun, penjamin pelaksana emisi obligasi perdana Hino Finance ini akan dipegang CIMB Niaga Sekuritas dan DBS Vickers Sekuritas, dengan wali amanat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) alias BRI.
"Dana dari penawaran umum obligasi setelah dikurangi dengan komisi, biaya, dan pengeluaran sehubungan emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam bentuk pembiayaan sebagaimana kegiatan usaha Hino Finance," tulis manajemen, dikutip Senin (1/8/2022).
Sekadar informasi, Hino Finance merupakan leasing spesialis truk komersial, terutama merek Hino, demi mendukung penjualan produk Hino di Indonesia melalui solusi pembiayaan seperti sewa pembiayaan, layanan jual dan sewa balik, dan produk pembiayaan lain-lain.
Pembiayaan baru Hino Finance sepanjang tahun lalu pun mayoritas disumbangkan pembiayaan truk, yang nilainya tercatat meningkat dari Rp1,3 triliun pada 2020 menjadi Rp2,11 triliun pada 2021.
Selain truk, ada juga lini bisnis pembiayaan minibus dan Jeep yang masih turun dari Rp99,6 miliar menjadi Rp26,8 miliar. Adapun, mobil pikap dan alat berat sepanjang 2020 sama-sama nihil, namun pada 2021 Hino Finance telah menyalurkan pembiayaan kembali masing-masing senilai Rp6,63 miliar dan Rp17,7 miliar.
Total aset Hino Finance tercatat dalam tren pemulihan, karena masih turun dari capaian akhir 2020 senilai Rp4,57 triliun, menjadi Rp3,49 triliun pada akhir 2021, kemudian naik tipis ke Rp3,62 triliun per Maret 2022.
Kinerja laba-rugi Hino Finance pun tercatat telah dalam tren bertumbuh, terutama berkat upaya efisiensi beban di tengah pendapatan yang masih terkoreksi.
Secara terperinci, laba bersih Hino Finance naik dari Rp34,43 miliar sepanjang 2020 menjadi Rp57,83 miliar. Sementara laba sepanjang kuartal I/2022 juga naik menjadi Rp15,56 miliar ketimbang periode sama tahun sebelumnya senilai Rp13,26 miliar.
Terkini, saham Hino Finance dimiliki Hino Motors Ltd. sebanyak 40 persen, Indomobil Multi Jasa sebesar 40 persen, dan Summit Global Auto Management B.V. sebesar 20 persen.
Presiden Direktur Hino Finance Hajime Kawamura optimistis penerbitan obligasi perdana ini merupakan upaya diversifikasi sumber pendanaan yang sejalan dengan pertumbuhan bisnis pembiayaan pada tahun ini.
"Sejak kami berdiri pada 2014, sumber pendanaan kami mayoritas berbasis US dolar. Oleh karena itu, untuk mendukung kinerja bisnis kami di Indonesia, penerbitan obligasi ini merupakan upaya diversifikasi tepat, terutama dalam mata uang rupiah," ujarnya dalam paparan publik penerbitan obligasi secara daring, beberapa waktu lalu.