Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelola Aset Rp140 Triliun, Begini Dampak Aturan OJK Baru ke IFG

IFG sebagai holding yang membawahi 10 anak usaha yang bergerak di bidang asuransi, penjaminan dan investasi, semakin prudent dan akuntabel dari sisi tata kelola
Pekerja melakukan pemasangan logo Indonesia Financial Group (IFG) di Jakarta, Selasa (11/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja melakukan pemasangan logo Indonesia Financial Group (IFG) di Jakarta, Selasa (11/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Financial Group (IFG), BUMN Holding Asuransi, Penjaminan dan Investasi, menyambut baik penerbitan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 13/POJK.05/2022 tentang Pengawasan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau IFG.

POJK ini berdampak sangat baik bagi IFG sebagai lembaga keuangan nonbank yang memiliki total aset mencapai Rp140 triliun (unaudited).

IFG menilai POJK yang diterbitkan ini memiliki semangat yang sama dan selaras dengan upaya transformasi dan akselerasi terhadap penerapan tata kelola terintegrasi dan manajemen risiko terintegrasi baik di holding maupun anak perusahaan.

“Hal ini selaras dengan upaya IFG dalam memperkuat governance dan manajemen risiko, sehingga POJK ini semakin membuat IFG percaya diri untuk mendorong terwujudnya industri asuransi, penjaminan dan investasi yang sehat dan berkelanjutan,” kata Sekretaris Perusahaan IFG Beko Setiawan, melalui siaran pers, dikutip Senin (8/8/2022).

Beko menambahkan, dengan diterbitkannya POJK ini, IFG sebagai holding yang membawahi 10 anak usaha yang bergerak di bidang asuransi, penjaminan dan investasi, semakin prudent dan akuntabel dari sisi tata kelola karena harus memenuhi pelaporan berkala kepada OJK sebagai regulator.

“Selain pelaporan berkala dan pengawasan yang kuat, POJK ini juga mengatur tentang persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan untuk pengangkatan direksi dan dewan komisaris IFG. Persyaratan ini akan semakin memastikan bahwa direksi dan dewan komisaris IFG adalah orang yang harus memiliki kompetensi di bidang keuangan nonbank,” ujar Beko.

IFG sebagai bagian dari ekosistem industri keuangan nonbank akan terus menjaga terlaksananya tata kelola dan pengelolaan manajemen risiko yang baik untuk membangun industri keuangan nonbank yang sehat. Beko menuturkan, hal ini sejalan dengan amanah pemerintah saat mendirikan IFG. Ke depan, IFG berambisi menjadi salah satu grup keuangan non-perbankan terbesar di Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper