Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Bank Milik CT (MEGA), Turun jadi Rp1,49 Triliun pada Semester I/2022

Laba bersih Bank Mega, milik taipan Chairul Tanjung (CT), menyusut 4,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Chairul Tanjung / bankmega.com
Chairul Tanjung / bankmega.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten bank milik konglomerat Chairul Tanjung atau CT, yakni PT Bank Mega Tbk. (MEGA) membukukan laba bersih tahun berjalan secara individual sebesar Rp1,49 triliun hingga Juni 2022 atau semester I/2022. 

Laba yang dimiliki emiten berkode saham MEGA itu menyusut 4,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu mengantongi cuan sebesar Rp1,56 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di laman resmi perseroan, pendapatan bunga Bank Mega menjadi sebesar Rp4,08 triliun. Artinya, pendapatan bunga MEGA tumbuh tipis 0,5 persen yoy dari sebelumnya tercatat Rp4,06 triliun.

Sementara itu, beban bunga Bank Mega menyusut 21,3 persen yoy, dari Rp1,62 triliun menjadi Rp1,27 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih perseroan tumbuh 15 persen yoy menjadi Rp2,81 triliun dari semula Rp2,44 triliun.

Di sisi lain, Bank Mega mencatat penyaluran kredit naik 22,7 persen yoy. Kredit yang diberikan naik dari Rp52,45 triliun menjadi Rp64,38 triliun pada posisi 30 Juni 2022. Dari sana, total aset yang dimiliki Bank Mega tumbuh 6,6 persen yoy, dari Rp115,86 triliun menjadi Rp123,54 triliun per Juni 2022.

Selanjutnya dari sisi liabilitas, Bank Mega mampu menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) dengan pertumbuhan mencapai 8,4 persen yoy, dari Rp84,07 triliun menjadi Rp91,09 triliun.

Adapun, kenaikan DPK berasal dari dana murah (current account saving account/CASA) berupa giro dan tabungan yang tumbuh 10,1 persen yoy, dari Rp23,23 triliun menjadi Rp25,57 triliun.

Selanjutnya, untuk modal inti (tier I) secara bank onlyMEGA mengalami kenaikan tipis, yakni 0,6 persen yoy. Tier I yang dimiliki Bank Mega tumbuh dari Rp16,32 triliun menjadi Rp16,42 triliun per Juni 2022.

Dari sisi rasio keuangan, rasio kredit macet atau nonperforming loan (NPL) Bank Mega tercatat menurun dan berada di level 1,16 persen (gross) dan 0,83 persen (net). Sedangkan, loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 70,52 persen dari semula 61,46 persen.

Lalu, untuk rasio net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing sebesar 5,35 persen dan 62,73 persen pada posisi 30 Juni 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper