Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.
"Ini mempertimbangkan bahwa inflasi fundamental/inflasi inti yang masih terkendali," katanya kepada Bisnis, Senin (22/8/2022).
Selain itu, lanjut dia, volatilitas nilai tukar Rupiah sepanjang bulan ini cenderung menurun jika dibandingkan dengan bulan Juli lalu, meskipun saat ini Rupiah cenderung melemah tipis, yakni 5 poin jika dibandingkan dengan akhir Juli.
Josua menyampaikan, penurunan volatilitas Rupiah tersebut dipengaruhi oleh rilis data inflasi AS yang cenderung menurun serta ekspektasi less-hawkish dari stance kebijakan moneter Fed.
Di samping itu, rilis data transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II/2022 yang tercatat surplus 1,1 persen terhadap PDB juga diprediksi akan tetap menjaga stabilitas Rupiah.
Kendati demikian, Josua memprediksi BI kedepannya bakal mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50-75 basis poin hingga akhir 2022.
Baca Juga
"Ekspektasi tersebut sejalan dengan ekspektasi penurunan surplus transaksi berjalan pada semester II/2022 dan upaya untuk menjangkar ekspektasi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan inflasi harga bergejolak dan inflasi harga diatur pemerintah," tuturnya.
BI dalam RDG bulan lalu memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 3,5 persen. Keputusan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
BI sendiri akan mengumumkan suku bunga acuan terbaru setelah RDG bulanan pada Selasa (23/8/2022).