Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naik 71,5 Persen, Bank Permata (BNLI) Kantongi Laba Bersih Rp1,42 Triliun di Semester I/2022

PT Bank Permata Tbk. (BNLI) secara individual meraup laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,42 triliun pada akhir Juni 2022.
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Permata Tbk. (BNLI) secara individual meraup laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,42 triliun pada akhir Juni 2022. Laba tersebut tumbuh 71,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2021 senilai Rp833,4 miliar.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin (29/8/2022), raihan laba BNLI ditopang dari kenaikan pendapatan bunga sebesar 1,5 persen yoy, dari Rp6,02 triliun menjadi Rp6,11 triliun. Sementara itu, beban bunga  menyusut 10,9 persen yoy menjadi Rp1,81 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank Permata naik 7,1 persen yoy menjadi Rp4,29 triliun.

Hingga akhir Juni 2022, bank bersandi saham BNLI ini menyalurkan kredit senilai Rp117,22 triliun. Kredit tersebut tumbuh 11,5 persen yoy dari semula Rp105,13 triliun. Sama halnya dengan pembiayaan syariah yang tercatat tumbuh 12,5 persen yoy, dari Rp15,5 triliun menjadi Rp17,45 triliun.

Dengan demikian, total aset yang dimiliki Bank Permata mengalami kenaikan sebesar 7,9 persen yoy menjadi Rp229,79 triliun dari semula bernilai Rp212,91 triliun.

Untuk pos liabilitas, Bank Permata mampu menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp171,72 triliun, naik 10,3 persen yoy dari sebelumnya Rp155,67 triliun. Kenaikan itu berasal dari dana murah atau current account saving account (CASA) berupa giro dan tabungan yang tumbuh 25,5 persen yoy dari Rp80,37 triliun menjadi Rp100,87 triliun.

Adapun, modal inti atau tier 1 yang dimiliki Bank Permata secara bank only juga merangkak 5,2 persen dari Rp42,81 triliun menjadi Rp45,06 triliun pada posisi akhir Juni 2022.

Selanjutnya dari sisi rasio keuangan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BNLI berada di level 3,11 persen (gross) dan 0,48 persen (net). Sementara untuk net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing sebesar 4,02 persen dan 74,20 persen.

Lalu untuk rasio profitabilitas return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) berada di level 1,54 persen dan 6,41 persen. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) naik dari 75,44 persen menjadi 77,66 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper