Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Orang Kaya Makin Banyak! Nasabah Prioritas BCA (BBCA) Naik 7 Persen

Segmen nasabah BCA Prioritas tumbuh 7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau sekitar 180.000 nasabah pada Juli 2022.
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang BCA di Jakarta, Selasa (21/12/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang BCA di Jakarta, Selasa (21/12/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) mencatatkan pertumbuhan yang terjadi pada segmen nasabah prioritas mencapai 7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau telah melayani lebih dari 180.000 nasabah BCA Prioritas per Juli 2022.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan untuk meningkatkan jumlah nasabah BCA Prioritas, pihaknya terus menghadirkan solusi dan layanan perbankan yang relevan bagi kebutuhan nasabah.

“BCA juga memberikan berbagai benefit untuk menunjang keseharian dan pengembangan bisnis nasabah [BCA Prioritas],” ucap Hera kepada Bisnis, Selasa (13/9/2022).

Dia menjelaskan bahwa keanggotaan BCA Prioritas bersifat eksklusif dan dapat diperoleh dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan perseroan.

Syarat tersebut antara lain, nasabah memiliki rata-rata saldo gabungan 1 tahun minimal Rp500 juta dan beberapa syarat lainnya, serta mendapatkan undangan dari BCA Prioritas​.

“Jadi, jika ada pihak lain yang menawarkan jasa upgrade menjadi nasabah BCA Prioritas melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, atau Whatsapp sudah pasti itu penipuan,” tegasnya.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin melihat tren nasabah prioritas perbankan mengalami pertumbuhan yang apik dan memiliki prospek yang cerah hingga akhir 2022.

Amin memandang tren pertumbuhan yang apik juga sejalan dengan instrumen penyimpanan dana seperti tabungan misalnya, yang hanya memberikan suku bunga sebesar 0 persen.

“Nasabah prioritas menjadi dilema karena mahal, jadi harus bisa digunakan untuk membiayai kredit-kredit produktif yang skala besar dan cukup besar supaya menutup beban cost of fund-nya, tapi prospek [nasabah prioritas] masih cerah,” kata Amin kepada Bisnis, Selasa (13/9/2022).

Sementara itu, keadaan ekonomi seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berimbas pada terkereknya harga-harga komoditas lain dinilai tidak terlalu berdampak signifikan terhadap segmen nasabah prioritas.

Menurut Amin, hal ini mengingat nasabah prioritas sudah tidak terpengaruh dengan kondisi seperti itu.

Dia mengungkapkan keberadaan nasabah prioritas juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan untuk perbankan.

Adapun, lanjutnya, beberapa bank besar juga sudah mulai melirik segmen nasabah prioritas untuk memperkuat dukungan pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK dan volume transaksi yang mengarah ke pendapatan komisi atau fee base income.

“Keberadaan nasabah prioritas bisa mendorong pertumbuhan FBI, tapi bisa juga jadi beban biaya cost of fund bagi bank,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper