Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan kabar terbaru terkait rupiah digital atau central bank digital currency (CBDC).
Hal tersebut diungkapkan saat memberikan pidato acara Central Banking Services Festival (CB-Fest) 2022. Di sana hadir pula Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara bersama sejumlah pejabat Kemenkeu dan BI. Dia menuturkan BI terus menyiapkan pembuatan rupiah digital atau CBDC.
"Tentu saja kita ke depan ingin menjadi dasar the future digital central banking, bersamaan dengan [pengembangan] digital business process di Indonesia," kata Perry Warjiyo, Kamis (15/9/2022).
Mata uang digital itu, kata Perry, bersama integrasi BI-FAST dengan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), menjadi salah satu agenda utama digitalisasi bank sentral.
Sebelumnya, Perry mengatakan menyebut digitalisasi sistem keuangan telah mengubah cara pandang bank sentral dalam menjalankan tugasnya. Disrupsi itu disebut sebagai salah satu pemicu perubahan dalam sistem ekonomi dan finansial.
Perry menyebut Bank Indonesia tengah menggodok desain konseptual rupiah digital tersebut. Sistem keamanan serta distributor rupiah digital juga bakal disiapkan untuk memastikan keamanan transaksi.
Baca Juga
Bank Indonesia juga bakal memastikan tiga aspek penting dalam upaya transisi digital tersebut, yakni aspek interkoneksi, integrasi, serta interoperasional antar infrastruktur sistem pembayaran dengan pasar mata uang.
"Di masa mendatang, generasi milenial bakal memiliki dua rekening di bank. Rekening standar seperti yang kita tahu, atau rekening digital di bank atau perusahaan pembayaran. Kita akan melakukan itu," jelas Perry.